Januari-Agustus, Bali-Nusra Diguncang 3.690 Kali Gempa

Kegempaan itu terjadi sebab wilayah Bali Nusra berada di dekat pertemuan lempeng bumi.

oleh Dewi Divianta diperbarui 15 Sep 2019, 22:00 WIB
Diterbitkan 15 Sep 2019, 22:00 WIB
Kepala Balai Besar Metereologi, Klimstologi dan Geofisika Wilayah III Denpasar, Taufik Gunawan
Kepala Balai Besar Metereologi, Klimstologi dan Geofisika Wilayah III Denpasar, Taufik Gunawan

Liputan6.com, Denpasar - Fakta mencengangkan berkaitan dengan kegempaan di kawasan Bali dan Nusa Tenggara dipaparkan oleh Kepala Balai Besar Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah III Denpasar, Taufik Gunawan. Katanya, selama delapan bulan saja, tepatnya sejak bulan Januari hingga Agustus 2019, wilayah Bali dan Nusra diguncang ribuan kali gempa.

"Untuk peta seismisitas Bali-Nusra, ada 3.690 kejadian gempa periode Januari-Agustus dengan kedalaman kurang dari 60 kilometer," kata Taufik di kantornya, Rabu (11/9/2019).

Menurut Taufik, dari ribuan gempa yang mengguncang, gempa terasa hanya terjadi empat kali saja. Khusus di Bali, gempa terasa terjadi pada 16 Juli 2019 yang sempat merusak beberapa bangunan. "Kita sedang mengamati terus daerah-daerah aktif di cluster-cluster ini. Untuk gempa terasa hanya empat kali terjadi," ujarnya.

Dia menjelaskan, hal itu terjadi lantaran wilayah Bali Nusra amat dekat dengan pertemuan lempeng bumi. Daerah yang dekat dengan pertemuan lempeng menurut Taufik akan berpotensi sering mengalami kegempaan.

"Gempa-gempa ini terjadi di bawah Magnitudo 5. Hanya sebagian kecil yang di atas Magnitudo 5. Jadi, sebetulnya kondisi yang wajar mengalami sering terjadi gempa ketika sebuah wilayah berada di dekat pertemuan lempeng," terang dia.

Jumlah sebanyak itu, Taufik melanjutkan, hanya yang tercatat oleh alat milik instansinya dan yang dapat dianalisis. "Jumlah sesungguhnya lebih daripada itu, karena semakin rapat alat kita, semakin banyak kegempaan yang bisa kita tangkap," katanya lagi.

Dia memaparkan, dibandingkan periode tahun sebelumnya terjadi sedikit peningkatan jumlah gempa yang mengguncang. Hal itu berkaitan dengan gempa yang terjadi dengan magitudo besar. "Biasanya gempa yang cukup besar akan diikuti oleh banyaknya gempa-gempa susulan," papar dia.

Yang terpenting dari semua itu, Taufik mengingatkan jika mitigasi adalah hal utama jika terjadi bencana gempa bumi. Masyarakat harus disiapkan dengan baik jika gempa terjadi. Pemerintah pun wajib mengantisipasi dengan mitigasi yang cukup baik.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya