Liputan6.com, Blora - Apa yang ada di benak Anda jika mendengar Partai Komunis Indonesia atau PKI? Kebanyakan orang langsung teringat Kabupaten Madiun, Jawa Timur yang selama ini dianggap kandang partai tersebut. Namun selain di kota itu, ternyata Kabupaten Blora, Jawa Tengah juga disebut-sebut dalam sejarah sebagai kandang PKI. Benarkah?
Di Dukuh Pohrendeng, Desa Tamanrejo, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora tersimpan sebuah cerita lama. Di sana, ada sebuah gorong-gorong menjadi saksi bisu kekejaman PKI membantai para petinggi Blora.
Advertisement
Baca Juga
"Ya, di corongan inilah dulu para petinggi Blora dibantai oleh para PKI," kata Ahmad Asrori, warga setempat saat mengantar Liputan6.com menengok lokasi gorong-gorong di dukuh Pohrendeng, Rabu 11 September 2019.
Asrori menjelaskan, corongan itu menjadi salah satu tempat kekejaman PKI Madiun yang dipimpin Muso. Kata dia, kejadiannya pada tahun 1948.
"Jauh sebelum pemberontakan PKI Madiun tahun 1965, peristiwanya di Blora sekitar tahun 1948 setelah dua tahun Indonesia dinyatakan merdeka," katanya.
Asrori mengulas cerita yang pernah dirinya dengar, ada rentetan peristiwa Madiun yang mana Bupati Blora waktu itu bernama Mr Iskandar, dan beberapa tokoh lainnya dibantai PKI di gorong-gorong Pohrendeng.
"Sepintas memang tidak ada yang istimewa dari bangunan gorong-gorong bekas jembatan rel kereta api ini, karena tidak diabadikan menjadi tempat sejarah kejamnya PKI," Asrori memungkasi.
Dijadikan Nama Jalan
Peristiwa ini menjadi hal penting yang perlu diingat. Pasalnya, peristiwa pada 1948 banyak memakan korban dari warga sipil, TNI, serta para pejabat di Blora.
Sugie Rusyono menceritakan, dulu waktu dia masih menjadi seorang wartawan media cetak, pernah mewawancarai salah seorang saksi hidup peristiwa pembantaian di gorong-gorong Pohrendeng. Sekitar tahun 2014, kata dia, dirinya mendatangi langsung rumah saksi sejarah tersebut dengan diantar perangkat desa setempat kala itu.
"Mbah Sambong Gondowijoyo namanya, pengakuannya saat itu dulu dirinya umurnya 94 tahun. Meski sudah tua namun cukup tegas bercerita akan peristiwa itu dengan logat Jawa-nya," ujar Sugie, sapaan akrab Sugie Rusyono menceritakan wawancaranya dengan Mbah Sambong kepada Liputan6.com, Rabu 11 September 2019.
Sugie menjadi perantara utama bahwa semasa saksi sejarah tersebut masih hidup, Mbah Sambong Gondowijoyo pernah melihat langsung peristiwa di corongan dari dekat ketika dirinya masih muda.
"Rasa ketakutannya Mbah Sambong membayang saat menceritakan peristiwa itu. Sebab dirinya melihat ada sekitar lima orang yang dibunuh oleh anggota PKI dengan menggunakan senjata tajam di gorong-gorong Pohrendeng pada malam hari," Sugie memungkasi.
Untuk mengenang para petinggi Blora yang dibunuh, diketahui kini nama mereka digunakan sebagai nama jalan di Kota Blora.
Jalan Mr Iskandar berada di jalan protokol mulai dari Alun-Alun hingga Kaliwangan, Blora. Sedangkan Jalan Abu Umar berada di sebalah barat Alun-Alun sampai Simpang Tiga lapangan Bhayangkara, Blora. Jalan Gunandar berada di sebelah selatan Tugu Pancasila sampai SMP 2 Blora (Kelurahan Kedungjenar, Blora).
Selain nama-nama di atas, ada juga para pejuang lain yang dibunuh saat PKI di Blora, di antaranya adalah Kolonel Sunandar, Sumodarsono, Reksodiputro, Sudarman dan AKBP Agil Kusumodyo mereka dibunuh di lokasi yang berbeda. Sama seperti di atas, nama mereka juga diabadikan oleh Pemkab sebagai nama jalan di Blora.
Sekadar informasi, selain gorong-gorong Pohrendeng, banyak tempat pembantaian oleh PKI di Blora, antara lain peristiwa pernah pula terjadi di Blabak Ombo dan Kecamatan Ngawen.
Persis di tikungan depan jalan masuk Kantor Kecamatan Ngawen tersebut, terdapat pula tugu yang menjadi kenangan lama bahwa di sana pernah terjadi pembantaian yang dilakukan para PKI.
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement