Demo Mahasiswa di Bandung, dari Pagar Jebol hingga Korban Luka Pelemparan Batu

Aksi demonstrasi yang diikuti ribuan mahasiswa di depan Gedung DPRD Jawa Barat, ricuh.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 24 Sep 2019, 01:30 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2019, 01:30 WIB
Demo mahasiswa di Bandung
Aparat kepolisian menembakkan water canon untuk membubarkan massa demo di depan Gedung DPRD Bandung. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Bandung Aksi demonstrasi yang diikuti ribuan mahasiswa di depan Gedung DPRD Jawa Barat, pada Senin (23/9/2019) ricuh. Kerusuhan pelemparan batu dalam aksi unjuk rasa ini membuat korban luka dari pihak mahasiswa dan polisi.

Peserta aksi yang diperkirakan berjumlah 2.000 mahasiswa dari 25 kampus perguruan tinggi negeri di Bandung itu awalnya berjalan tertib. Mereka menuntut DPR dan pemerintah membatalakan RUU KPK, RUU KUHP, RUU Pertanahan, dan RUU PAS yang dinilai merugikan masyarakat.

Awalnya, para mahasiswa secara bergantian melakukan orasi. Mereka menuntut DPR dan pemerintah untuk membatalkan RUU yang dianggap merugikan masyarakat tersebut. Selanjutnya, dilakukan aksi teatrikal sebagai bentuk sikap atas dukungan terhadap penyelamatan KPK.

Setelah dua jam aksi berlangsung, mahasiswa yang terus berteriak agar masuk ke gedung tidak ditanggapi.

Suasana unjuk rasa pun sempat memanas tatkala peserta aksi mulai membakar ban dan merusak pintu pagar gedung DPRD. Aksi tersebut dilakukan setelah keinginan para mahasiswa untuk masuk ke gedung dewan terhalang aparat keamanan.

Dua orang perwakilan DPRD Jabar akhirnya turun langsung menghadapi mahasiswa. Keduanya yaitu anggota DPRD Jabar dari fraksi PAN Hasbullah Rahmad dan Reynaldi Putra dari Partai Golkar.

Hasbullah memberikan kesempatan pendemo untuk audiensi di dalam gedung. Namun karena alasan ruangan tidak cukup, dia meminta perwakilan demonstran.

"Beberapa poin dalam penyampaian aspirasi ini sudah saya tangkap pesannya dan harus kita dorong ke tingkat pusat. Kalau berkenan saya menerima perwakilan di dalam boleh? Karena kalau ruangannya tidak cukup," kata Hasbullah.

Namun tawaran audiensi tersebut diacuhkan sebagian demonstran. Massa justru berteriak agar mereka masuk ke dalam Gedung DPRD.

Memasuki pukul 16.30 WIB, peserta aksi mulai merangsek masuk menembus gerbang masuk Kantor DPRD. Bentrokan antara peserta demo dengan petugas kepolisian tak terelakan.

Aksi dobrak pagar dilakukan massa aksi agar bisa masuk kantor DPRD. Namun, petugas kepolisian yang berjaga mengamankan aksi itu tak mengindahkan keinginan peserta aksi.

Polisi yang sudah membuat pagar betis membuat peserta aksi tak bisa memasuki halaman gedung DPRD. Sementara massa aksi mulai melakukan pelemparan botol mineral, batu hingga sandal meluncur deras ke halaman gedung DPRD Jawa Barat.

Polisi Tembakkan Water Canon dan Gas Air Mata

Demo mahasiswa di Bandung
Sejumlah kendaraan yang terparkir di depan Gedung DPRD Jabar rusak saat peaerta aksi dibubarkan. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Bentrokan antara aparat kepolisian dengan peserta aksi ribuan mahasiswa kembali pecah setelah magrib. Awalnya, aparat kepolisian meminta mahasiswa untuk membubarkan diri.

Namun peserta aksi yang sudah memadati jalanan depan DPRD Jabar terus merangsek ke gerbang dewan. Pihak kepolisian akhirnya mencoba membubarkan mahasiswa dengan menembakkan gas air mata dan mobil water canon atau meriam air ke arah mahasiswa.

Namun mahasiswa tak menggubris dan memilih melawan polisi. Mereka melemparkan benda-benda tumpul seperti batu ke arah polisi yang bertahan di halaman dalam gedung DPRD Jabar.

Hingga pukul 20.00 WIB, upaya mensterilkan situasi jalan berhasil dilakukan aparat di depan DPRD Jabar.

Selain dari pihak kepolisian, beberapa korban dari kalangan mahasiswa juga mendapatkan penanganan medis. Beberapa di antaranya bahkan sampai tergolek lemas dan bercucuran darah.

Selain itu, sejumlah kendaraan roda dua yang berada dekat kompleks DPRD Jabar rusak setelah massa dipukul mundur.

Kapolda Jawa Barat Inspektur Jenderal Rudy Sufahriadi menjelaskan, pembubaran paksa aksi demonstrasi dikarenakan sudah melebihi batas waktu.

"Malam ini harusnya demonya memang tertib. Peraturannya unjuk rasa itu sampai jam 18.00. Suratnya juga begitu," ujar Rudy.

Menurut Rudy, pihaknya sudah menunggu massa hingga waktu yang ditentukan. Bahkan massa sempat menghentikan aktivitas saat magrib tiba.

"Tapi tadi sudah lebih dari jam 18.00 belum juga bubar. Berhenti magrib malah mereka memaksa masuk ke gedung DPRD ini," katanya.

"Kita bertahan tetap berusaha dengan baik membubarkan akan tetapi memang ada yang harus berkorban, yang penting adalah Pak Kapolrestabes berhasil menahan emosi anggota, tidak melakukan pelanggaran dan mereka anggota ada enam orang terluka akibat lemparan dari mahasiswa," sambung Rudy.

Rudy berharap kejadian ricuhnya demonstrasi tidak terulang kembali.

"Ini mudah-mudahan yang terakhir. Saya mengimbau bahwa rekan-rekan mahasiswa untuk unjuk rasa sesuai aturan gak usah lempar batu. Kalau besok masih ada saya mengimbau untuk tertib," kata Rudy.

Simak video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya