Sabu Red Ice dan Teror Bom Molotov di Rumah Polisi Bengkalis

Rumah polisi di Bengkalis dilempar bom Molotov, diduga terkait pengungkapan narkoba jenis sabu kualitas super berjenis red ice.

oleh Syukur diperbarui 22 Okt 2019, 00:00 WIB
Diterbitkan 22 Okt 2019, 00:00 WIB
Narkoba jenis sabu red ice dan blue ice yang disita Polres Bengkalis didiuga menjadi pemicu teror molotov terhadap seorang polisi.
Narkoba jenis sabu red ice dan blue ice yang disita Polres Bengkalis didiuga menjadi pemicu teror molotov terhadap seorang polisi. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Peredaran narkoba di Riau terbilang sangat sulit dihentikan. Saban hari ada saja pengungkapan dilakukan penegak hukum, mulai dari kurir, pengedar kecil, hingga partai besar dan tak jarang pengendali sindikat internasional.

Tak jarang dari mereka melawan saat ditangkap, bahkan ada yang sampai tewas ditembak karena mengacungkan senjata api ke petugas. Ada pula melakukan teror, baik secara halus menggunakan pesan singkat ataupun secara terang-terang dengan teror bom molotov.

Beberapa waktu lalu, rumah anggota polisi di Kabupaten Bengkalis dilempar dengan botol berisi bahan bakar dan bersumbu kain itu. Hal ini dikaitkan dengan kinerja Polres dimaksud menggagalkan peredaran 27 kilogram sabu dari Malaysia ke Pekanbaru.

Perihal teror ini dibenarkan Direktur Reserse Narkoba Polda Riau Komisaris Besar Suhirman SIK. Dia menyebut sudah membentuk tim bersama Satuan Reserse Kriminal Polres Bengkalis untuk melacak pelaku teror.

"Ada kaitannya dengan pengungkapan 27 kilogram sabu pekan lalu di Bengkalis," kata Suhirman, Senin (21/10/2019).

Suhirman menyebut rumah polisi yang dimolotov ikut serta mengungkap peredaran 27 kilogram sabu itu. Teror terjadi pada malam hari, selang beberapa saat pengungkapan terjadi pada 12 Oktober 2019.

"Sejumlah orang masih diminta keterangan, masih mengumpulkan bukti di lapangan," ucap Suhirman.

Pengungkapan ini bisa dibilang tak biasa. Pasalnya polisi menggagalkan peredaran sabu kualitas di atas rata-rata, karena warnanya merah dan biru. Sabu ini dikenal dengan istilah blue ice dan red ice.

Sabu jenis ini terbilang jarang masuk ke Riau. Kualitasnya juga sudah diuji laboratorium dan memang berbeda dengan sabu warna bening kristal dan punya ciri khas bongkahan agak besar dengan sabu yang selama ini beredar.

Tak hanya Reserse Narkoba, kasus molotov ini juga menurunkan tim dari Bidang Profesi dan Pengamanan Polda Riau. Tim ini sudah bergerak ke Bengkalis bersama tim lainnya untuk mengungkap motif teror molotov ini.

"Masih melakukan penyelidikan," kata Kepala Bidang Profesi dan Pengamanan Polda Riau Komisaris Besar Agus Sutrisno SIK.

Sebelumnya, Polda Riau dan jajaran seperti Polresta Pekanbaru serta Polres Bengkalis pada pekan lalu mengungkap peredaran 89 kilogram lebih sabu dan ratusan butir pil ekstasi. Meski kurir dan bandarnya berbeda, barang haram itu masuk dari Malaysia melalui Bengkalis.

Menurut Komisaris Besar Suhirman, sebagian besar sabu dan ekstasi itu dikendalikan oleh warga Malaysia. Dia masih berada di negeri jiran tersebut dan identitasnya sudah terlacak.

"Kami masih berkoordinasi dengan Mabes Polri untuk menindak pelaku," ucap Suhirman.

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya