Penjelasan BMKG Soal Angin Kencang yang Menerjang Pangalengan

Angin kencang menerjang Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, pada Minggu (20/10/2019) malam hingga Senin (21/10) dini hari.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 22 Okt 2019, 17:00 WIB
Diterbitkan 22 Okt 2019, 17:00 WIB
Pohon tumbang
Sejumlah pohon tumbang akibat angin kencang yang melanda wilayah Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. (Dok. BPBD Kab. Bandung)

Liputan6.com, Bandung - Angin kencang menerjang Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, pada Minggu (20/10/2019) malam hingga Senin (21/10) dini hari. Dampaknya, sebanyak 1.200 rumah dan 600 pohon tumbang hingga membuat jalan Pangalengan-Kertasari terputus.

Kepala Stasiun Geofisika BMKG Kelas 1 Bandung Tony Agus Wijaya mengatakan, berdasarkan pola sebaran angin 3.000 ft pada 20 Oktober 2019, umumnya angin yang melewati wilayah Jawa Barat masih didominasi oleh angin dari arah Timur hingga Tenggara.

"Angin tersebut berasal dari pusat tekanan tinggi (1020 mb) di sekitar Samudera Hindia sebelah barat Australia menuju ke tekanan rendah (1005 mb) di Samudera Hindia sebelah timur Afrika," kata Tony, Selasa (22/10/2019).

Selain itu, lanjut Tony, terdapat Typhoon Negouri (980 mb) di Samudera Pasifik sebelah Timur laut Filipina dan TS Bualoi di Samudera Pasifik sebelah Timur Filipina.

"Perbedaan tekanan udara yang cukup signifikan antara wilayah BBS (bumi bagian selatan) dan BBU (bumi bagian utara) tersebut menyebabkan terbentuknya lintasan arus kecepatan angin yang kencang dalam jalur sempit di atmosfer (jetstream)," ujarnya.

Sementara itu, berdasarkan pola sebaran angin lapisan 925–700 mb terpantau lintasan jetstream yang memanjang dari Laut Arafura sebelah selatan Papua hingga Laut Jawa. Kondisi ini menyebabkan peningkatan rata-rata kecepatan angin maksimum harian di antaranya di sebagian besar Jawa Barat.

Tony juga menjelaskan, berdasarkan model kelembaban udara pada 20 Oktober 2019 pukul 12.00 UTC, secara umum wilayah Bandung menunjukkan kelembaban udara pada lapisan 850 mb masih cukup basah (75-85 %), sedangkan pada lapisan 700–500 mb masih kering bernilai 20-40%.

"Pada bulan Oktober 2019 beberapa wilayah Jawa Barat memasuki masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan, sehingga berpotensi terjadinya cuaca ekstrem di antaranya angin kencang," katanya.

Sebelumnya, BPBD Kabupaten Bandung mencatat, dampak angin kencang yang menerjang Kecamatan Pangalengan, membuat sedikitnya 1.200 rumah penduduk rusak dan sekurangnya 600 pohon tumbang.

Hingga saat ini, BPBD dan tim gabungan masih mengevakuasi pohon-pohon yang tumbang.

Simak video pilihan di bawah ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya