Ridwan Kamil Bawa Buku Menu Investasi Jabar ke Mitra Bisnis di Jepang dan Korea

Buku itu berisi tentang proyek-proyek strategis Jawa Barat dengan total nilai investasi USD59 juta.

oleh stella maris pada 09 Nov 2019, 13:35 WIB
Diperbarui 10 Nov 2019, 09:15 WIB
Ridwan Kamil
Buku Menu Investasi yang ditawarkan Ridwan Kamil ke mitra bisnis di Korea dan Jepang.

 

Liputan6.com, Jakarta Dalam lawatannya ke Korea dan Jepang pada 4-9 November 2019, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil membawa agendanya. Ya, agenda itu berkaitan dengan tawarannya mengenai peluang investasi di Jawa Barat. 

Peluang investasi itu disusun dalam buku menu investasi Jawa Barat yang dibagikan dalam setiap forum, bersama mitra pemerintah atau kalangan pengusaha.

Hal yang sama dilakukan rombongan delegasi Jawa Barat yang dipimpin Gubernur Ridwan Kamil dalam West Java Business Forum di Osaka, Jumat (8/11).

Forum tersebut dihadiri para pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang Osaka juga pemerintah setempat antara lain perusahaan Shoji Co,ltd, Obayashi Cooperations, Daiwa House Industri Co,ltd, Araya Industrial, Daiki Alumunium, hingga Jetro Osaka.

Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil mengatakan bahwa buku menu investasi tersebut berisi proyek-proyek strategis Jawa Barat dengan total nilai investasi USD59 juta. Termuat peluang-peluang investasi mulai dari transportasi, pengelolaan air minum, pengelolaan sampah hingga pengembangan kawasan.

"Di bidang transportasi, kami membutuhkan jalan tol baru, jalur kereta api baru, kami butuh bandara baru, dan pelabuhan baru," katanya.

Di sektor energi, pihaknya tengah mendorong pengelolaan sampah yang bisa menghasilkan energi (waste to energy). Menurutnya Jawa Barat membutuhkan 4-5 proyek pengelolaan sampah ini dibangun di sejumlah lokasi.

"Kami membutuhkan 4-5 proyek mudah-mudahan ada perusahaan Jepang yang tertarik apapun bentuk teknologi waste to energy-nya. Kami harus memastikan 50 juta penduduk masuk pada peradaban modern. Nilainya Rp3-4 triliun, ini kami butuhkan sampai 5 lokasi,"ungkap Emil.

Rebana [Patimban-Kertajati-Cirebon] juga menjadi menu dalam buku tebal tersebut. Kawasan yang berada di wilayah Utara Jawa Barat ini menurutnya membutuhkan banyak investasi mengingat pihaknya sudah mendesain Rebana menjadi kawasan futuristik ke depan.

Kawasan tersebut menjadi sangat potensial mengingat dari sisi infrastruktur begitu lengkap. Dihadapan para mitra bisnis yang hadir, Emil menjelaskan bahwa daerahnya memiliki keunggulan yang tak dimiliki daerah lain di Indonesia. 

"Ini adalah wilayah di mana pelabuhan terbesar berdekatan dengan bandara terbesar. Pelabuhan (Patimban)-nya tengah dibangun dibiayai pemerintah Jepang, berdekatan dengan Bandara Kertajati yang sudah beroperasi. Tanahnya masih murah, upah buruh salah satu paling rendah di Jawa Barat."

Investasi di kawasan ini bagi pengusaha Jepang menurutnya akan menguntungkan. Ketersediaan konektifitas akan memudahkan proses pengiriman barang ekspor dan impor.

Selain itu kebijakan pemerintah Indonesia yang akan memberikan diskon pajak besar bagi perusahaan manufaktur yang membuka fasilitas vokasi bagi warga lokal adalah peluang yang langka.

"Jadi kalau nanti berinvestasi di Jawa Barat, ekspor kemana-mana akan mudah karena pelabuhannya didesain kelas dunia yang dibangun kontraktor Jepang. Tahun depan ada kebijakan baru, jika anda membawa manufaktur dan memberikan fasilitas vokasi untuk warga lokal maka akan mendapat potongan pajak hingga 300 persen,"kata Gubernur.

Sebagai daerah yang penghasil komoditas perkebunan, pihaknya juga membuka peluang para pengusaha Jepang untuk membangun industri hilir komoditas tersebut.

Diakui Emil, sebagai daerah produsen buah-buahan tropis pihaknya belum bisa memberikan nilai tambah pada produk tesebut. "Mudah-mudahan ada pengusaha makanan Jepang yang bisa mengubah produk-produk makanan dari komoditas ini makin bernilai ekonomi," cetus Emil.

Keberadaan pelabuhan serta bandara menurutnya juga menjadikan peluang ekspor komoditas dari Provinsi Jawa Barat ke Jepang terbuka lebar. Salah satunya datang dari potensi produk maritim Jawa Barat.

"Kami memiliki lobster terbaik dan produk maritim lain, kami juga bisa menjadi tempat produksi rumput laut," katanya.

Menurutnya dalam potensi proyek serta komoditas yang bisa ditangkap para pengusaha Jepang ini pihaknya juga memiliki sejumlah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) serta 15.000 perusahaan yang berada di bawah Kadin Jabar untuk digandeng bekerjasama. "Ini jika Jepang membutuhkan mitra lokal dalam investasi."

Perkara kemudahan, Gubernur memastikan penerapan teknologi dalam pelayanan publik seperti perizinan sebagai salah satu upaya memudahkan para investor berinvestasi.

Menurutnya dengan teknologi, pihaknya mengurangi pertemuan antara warga dan birokrasi guna mengurangi kendala di lapangan. "Kami mendahulukan aktifitas ekonomi ketimbang proses birokrasi."

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya