Liputan6.com, Ambon - Amblasan yang terbentuk di Desa Sila, Pulau Nusalaut, membuat warga resah. Bukan tanpa sebab, amblasan yang terbentuk usai gempa bumi tektonik melanda kawasan Maluku Tengah pada 4 November 2019 itu, makin hari makin dalam dan membesar. Mereka meminta Pusat Vulkanologi dan Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) Bandung mau meneliti amblasan tersebut.
Camat Nusalaut, Chris Lailossa mengatakan, amblasan saat awal terjadi pada 4 November 2019, sekitar pukul 10.00 WIT hanya 75 cm. Namun pada 6 November 2019 kedalamannya antara 12-15 meter.
Baca Juga
Selain itu, diikuti keretakan tanah selebar 25 meter dengan panjang 100 meter ke arah pantai.
Advertisement
"Amblasan juga mengakibatkan tiga unit rumah warga Sila mengalami keretakan sehingga telah diimbau agar mengungsi untuk sementara sambil menunggu hasil penelitian dari tim PVMBG Bandung," ujar Chris seperti dikutip Antara, Senin (11/11/2019).
Sementara ini lokasi amblasan telah dipasang garis polisi oleh Polsek Nusalaut sambil mengimbau masyarakat agar tidak beraktivitas di sekitarnya.
Menurut Chris, amblasan juga pernah terjadi di desa Sila dan Leinitu pada 16 Juni 2012 dan sudah dilaporkan kepada Pemprov Maluku, Pemkab Maluku Tengah serta Pusat Penelitian Laut Dalam (P2LD) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ambon.
"Tim ESDM dan BPBD, baik dari Provinsi Maluku maupun Pemkab Maluku Tengah telah meninjau lokasi amblasan sehingga laporan itu mendukung permintaan kepada PVMBG Bandung sesegera mungkin melakukan peneltian, " kata Chris.
Sedangkan, Kades Leinitu Decky Tanasale menjelaskan berdasarkan hasil penelitian Staf PVMBG Bandung pada 16 Juni 2012, Salwan Palgunadi, dipastikan terjadi amblasan di desa Leinitu dan Sila, Kecamatan Nusalaut, Kabupaten Maluku Tengah.
"Amblasan terjadi karena tekstur tanah berupa bebatuan koral sehingga bila terjadi gempa tektonik membentuk rongga-rongga," katanya mengutip penjelasan Salwan.
Amblasan yang ditinjau di desa Leinitu dan Sila itu berdasarkan pengamatan mengakibatkan retak-retak yang melingkar.
"Jadi masyarakat jangan resah dengan amblasan tersebut karena itu tidak berdampak pada terjadinya patahan besar, gelombang pasang (tsunami) maupun munculnya gunung api baru sebagaimana diisukan akhir-akhir ini," ujarnya.
Sebelumnya, pernah terjadi amblasan di desa Leinitu berukuran 2x3 meter akibat gempa mengguncang pulau Nusalaut sejak 1 Juni 2012 dan guncangan kuat pada 16 Juni 2012.
Akibat guncangan pada 16 Juni 2012 tanah terbelah, tiga unit rumah warga mengalami retak-retak dan talud penahan ombak patah.