Anak Terlibat Teror Panah Wayer, PNS Gorontalo Bakal Non-Job

Gubernur Gorontalo, Rusli Habibie menanggapi serius kasus teror panah wayer ini.

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 11 Nov 2019, 19:00 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2019, 19:00 WIB
Teror Panah Wayer di Kota Gorontalo
Teror panah waayer yang terjadi di Kota Gorontalo beberapa bulan terakhir ini sangat dirasakan hampir seluruh masyarakat yang hendak beraktivitas di Kota Gorontalo saat malam hari. (Liputan6.com/ Arfandi Ibrahim)

Liputan6.com, Gorontalo - Teror panah wayer yang terjadi di Kota Gorontalo beberapa bulan terakhir ini sangat dirasakan hampir seluruh masyarakat yang hendak beraktivitas di Kota Gorontalo pada malam hari.

Salah satunya adalah pedagang makanan yang berjualan malam hari. Menurutnya, Ceci Suleman, salah seorang pedagang, teror panah wayer yang kerap terjadi dalam dua bulan terakhir ini membuat daganganya tak lagi laku seperti biasanya.

"Teror panah wayer ini tidak hanya menakutkan, tetapi juga berpengaruh pada dagangan saya. Bayangkan semenjak kejadian ini lapak saya sepi pengunjung yang biasanya tengah malam itu banyak yang datang membeli," ungkap Ceci Suleman.

"Biasa kalau malam Minggu dan malam Kamis banyak yang datang beli makanan. Tapi sekarang sudah berkurang drastis," ucapnya.

Ia menuturkan, penyebab menurunnya omzet karena masyarakat takut beraktivitas pada malam hari. Namun, ia mengapresiasi kinerja pihak keamanan yang sudah bekerja menjaga keamanan di wilayah mereka. Dengan begitu, ia tidak lagi khawatir dengan kasus panah wayer.

"Bahkan, sebelumnya saya juga takut berjualan, namun operasi dari kepolisian sudah diintensifkan, maka saya rasa kondisi sudah agak aman bagi saya untuk berjualan," tuturnya.

Kejadian ini ditanggapi serius oleh Gubernur Gorontalo, Rusli Habibie. Berkali-kali ia mengingatkan pentingnya pengawasan orangtua berkaitan maraknya kasus panah wayer. Bahkan, orang nomor satu di Gorontalo itu sempat mengeluarkan instruksi tegas. Bagi pejabat Pemprov Gorontalo yang anak-anaknya terlibat panah wayer, maka siap-siap di-nonjob-kan.

"Kami mengingatkan kepada para orangtua agar mengawasi anak-anaknya. Bila keluar rumah hingga malam dan pulang, harus dicek. Jangan dibiarkan begitu saja," kata Rusli Habibie.

Menurut Rusli Habibie, langkah untuk meminimalisasi aksi panah wayer di kalangan remaja tidak bisa hanya dibebankan kepada aparat pengaman.

"Peran pengawasan orang yang sangat penting. Apalagi anak-anak yang terlibat dalam teror panah wayer ini mayoritas siswa/pelajar. Kasihan masa depan mereka bila orangtuanya tidak memerhatikan," tegas Rusli Habibie.

 

Simak video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya