Bandung - Begitu menginjakkan jalan Asia Afrika Bandung, bangunan-bangunan tua nan memukau, memikat mata, salah satunya Hotel Savoy Homann. Tak hanya menjadi ikon dalam peristiwa Konferensi Asia Afrika, sejarah hotel Savoy Homann, sudah dimulai jauh sebelum hajat besar tahun 1955 tersebut berlangsung.
Hotel yang dikenal dengan arsitektur gaya art-deco dan nuansa warna abu-putih nya tersebut telah hidup sejak 1871. Kala itu, gedung Savoy Homann belum semegah seperti saat ini. Pada era kolonial Belanda tersebut, lokasi yang kini menjadi hotel tiga lantai itu ditempati oleh sebuah rumah milik keluarga berkebangsaan Jerman, keluarga Homann.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Berdasarkan keterangan Public Relation Savoy Homann Bandung, Revina Tova Nugraha, kala itu keluarga Homann menjadikan tempat tinggalnya sebagai hotel dengan bangunan yang lebih kecil.
"Savoy itu artinya megah, dan Homann diambil dari nama keluarga. Jadi Savoy Homann itu artinya hotel megah milik keluarga Homann," ungkapnya ketika ditemui Ayobandung.com, Senin (11/11/2019).
Namun, nama tersebut baru dipakai pada 1939. Sebelumnya, hotel ini dikenal dengan nama "Hotel Homann". Ketika itu, perekonomian Kota Bandung tengah menggeliat seiring dengan dibukanya jalur kereta api dari Batavia ke Bandung melalui Bogor dan Cianjur.
Jalur ini banyak dimanfaatkan para pemilik perkebunan teh (Preanger Planters) untuk mengirim hasil perkebunannya ke Batavia. Sehingga, Bandung menjadi salah satu kota yang banyak disinggahi pengusaha, termasuk para pengusaha perkebunan gula (Suiker Planters) dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. "Saat itu kan di Bandung belum ada hotel, jadi tamu-tamu banyak menginap di sini," jelasnya.
Â
Baca berita menarik lainnya di Ayobandung.com.
Â
Peninggalan KAA
Barulah pada 1939, hotel ini dibangun dengan gaya hyper-modern Art Deco Streamline kaya arsitek kenamaan AF Aalbers. Desain tersebut masih dipertahankan hingga saat ini.
Pada tahun-tahun berikutnya, Savoy Homann tak pernah sepi dari kunjungan orang, termasuk para tamu penting. Selain itu, berbagai acara penting pun diselenggarakan di sini seperti kongres teh dunia, kongres pengusaha gula, kongres sejumlah organisasi PBB, dan sebagainya.
Hingga pada 1955, Savoy Homann resmi dijadikan tempat menginap para delegasi negara Konferensi Asia Afrika. Beberapa pemimpin negara seperti Presiden RI Sukarno, Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru, hingga Perdana Menteri Republik Rakyat Tiongkok Zhou Enlai bermalam di tempat ini.
Saat ini, jejak sejarah Konferensi Asia Afrika masih diabadikan di Savoy Homann. Tiga buah kamar yang digunakan tiga petinggi negara diberi cenderamata khusus khas negara masing-masing serta kolase foto saat konferensi untuk mengenang sejarah.
Selain itu, di bagian lobi juga terdapat 'golden book' Konferensi Asia Afrika yang memuat daftar tamu yang hadir beserta tulisan tangan masing-masing kala itu. "Kita juga memajang cutlery set (alat makan) yang dipakai para tamu KAA. Ada sendok, piring, dan cangkir yang kita abadikan," jelas Revinna.
Â
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement