Liputan6.com, Garut - Kelangkaan solar di Kabupaten Garut, Jawa Barat, yang dikeluhkan pengusaha angkutan di Garut mulai bisa diatasi.
Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Garut, memastikan pasokan solar di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) sudah aman.
Juru Bicara Hiswana Migas Garut, Evi Alvian mengatakan, untuk menutupi kelangkaan solar, lembaganya telah menambah pasokan hingga 20 persen untuk wilayah Priangan Timur.
Advertisement
"Jadi saya pastikan sekarang persediaan solar di Garut sudah tersedia aman," ujarnya, Kamis (21/11/2019).
Berdasarkan hasil laporan dari lapangan, mayoritas pasokan solar SPBU di kabupaten Garut dan wilayah Priangan Timur sudah kembali normal.
"Sekarang tidak ada lagi antrean pembelian solar," katanya.
Baca Juga
Untuk memastikan hal itu, lembaganya ujar dia terus melakukan pantauan termasuk berkoordinasi dengan seluruh pemilik SPBU, untuk memastikan pendistribusian solar.
Evi menambahkan, sesuai aturan dari pemerintah, penjualan solar subsidi di SPBU hanya dikhususkan untuk melayani kebutuhan rumah tangga, usaha mikro, pertanian, perikanan, transportasi, dan pelayanan umum.
Sedangkan mobil pribadi atau kebutuhan industri besar, dianjurkan untuk menggunakan dexlite dan tidak dianjurkan membeli solar subsidi.
"Karena memang solar subsidi itu peruntukannya jelas," kata dia.
Â
Â
Simak juga video pilihan berikut ini:
Ancaman Pengusaha
Sementara itu, penambahan pasokan solar yang belum merata di wilayah Priangan Timur tetap membuat pengusaha angkutan meradang.
Akibatnya suntikan pasokan solar 20 persen belum dinikmati seluruh SPBU di Garut termasuk daerah lain di Priangan Timur.
"Kita akan terus awasi, hingga kemarin dampaknya belum terlihat masih ada antrian solar," ujar Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Organda Kabupaten Garut, Yudi Nurcahyadi.
Hasil rapat Organda dan Hiswana Migas se-Priangan Timur beberapa waktu lalu, memberikan solusi mencampur solar subsidi dengan jenis BBM lainnya, seperti Dexlite dan Pertamina Dex.
Namun kondisi itu justru memberatkan pengusaha angkutan, akibat disparitas harga yang masih cukup besar. "Pengusaha angkutan bisa saja menaikkan tarif angkutan, tapi nanti konsumen berkurang, yang terdampak akhirnya masyarakat juga," ujar dia.
Sejak penambahan diumumkan, sejumlah antrean kendaraan angkutan masih terjadi di beberapa SPBU di Garut.
"Di SBPU Cisurupan, antrean (untuk solar) masih terjadi, memang penambahan belum begitu terasa," kata dia.
Dengan kondisi itu, lembaganya berharap janji penambahan pasokan solar 20 persen, segera terdistribusi bagi seluruh SPBU di wilayah Priangan Timur.
"Harusnya sejak lama sudah diantisipasi bukan sebaliknya setelah menjadi masalah," ujar dia.
Apalagi Natal dan Tahun Baru tinggal menyisakan satu bulan ke depan, pengusaha angkutan umum pasti membutuhkan pasokan solar yang cukup besar.
 "Jika antrean masih terjadi berarti belum ada solusi, kita akan turun ke jalan menagih janjinya," kata dia mengingatkan.
Advertisement