Liputan6.com, Cilacap - Lanskap Cilacap sangat rumit. Di utara adalah pegunungan, sedangkan di sisi selatan berhadapan langsung dengan Samudera Hindia. Tak pelak, fenomena alam unik pun kerap terjadi di wilayah ini.
Sepanjang 2019, Liputan6.com mencatat setidaknya ada tiga fenomena alam aneh yang terjadi di wilayah ini. Ini lantaran fenomena ini tak pernah terjadi atau sangat jarang terjadi.
Fenomena alam pertama adalah kemunculan buaya di perairan Nusakambangan. Buaya di perairan Nusakambangan dan Laguna Segara Anakan ini terlihat terakhir kali pada kisaran 1989.
Advertisement
Baca Juga
Usai kematian buaya saat itu, buaya seolah raib ditelan Laguna Segara Anakan. Sampai kemudian, buaya kembali muncul pada Mei 2019, atau selang 20 tahun kemudian.
Fenomena alam aneh kedua adalah semburan lumpur dari sumur Pantek di sawah Desa Sikampuh, Kecamatan Kroya, Cilacap. Warga pun heboh lantaran semula sumur ini sebenarnya hanya untuk keperluan pengairan.
Selama beberapa waktu, sumur ini didiamkan, sampai akhirnya peneliti dari Universitas Jenderal Soedirman dan ESDM meneliti kandungan zat yang di sumur pantek ini. Unsoed menyatakan sumur ini tak berbahaya.
Fenomena alam aneh terakhir yang menghebohkan adalah peristiwa kematian jutaan ikan di Pantai Jetis, Cilacap. Ada dugaan ikan ini berasal dari jaring Payang yang jebol.
Berikut berita lengkap 3 fenomena alam yang menghebohkan Cilacap sepanjang 2019:
Simak video pilihan berikut ini:
7 Buaya Nusakambangan
Kemunculan buaya Nusakambangan belakangan menyita perhatian publik. Pasalnya, di kawasan ini tak pernah sekali pun terdeteksi hewan purba selama belasan tahun.
Spekulasi pun beredar. Sebagian menduga buaya itu bermigrasi ke kawasan ini dari sebuah tempat. Bisa dari wilayah Kebumen atau Cilacap timur, maupun dari Pangandaran.
Sebabnya, sebelum muncul buaya Nusakambangan, di dua tempat ini terdeteksi munculnya buaya, dengan ukuran yang hampir sama. Buaya Pantai Widarapayung dilaporkan nampak pada Maret 2019, adapun di Pangandaran, pada akhir April, atau sekitar tiga pekan sebelum penampakan buaya di Nusakambangan.
Informasi yang beredar, ada tujuh buaya di sekitar perairan Nusakambangan yang terlihat. Anggota Masyarakat Mitra Polisi Hutan (MMP) Nusakambangan melaporkan ada penampakan tujuh buaya di sisi barat Pulau Nusakambangan, yakni wilayah Laguna Segara Anakan atau Kampung Laut.
Advertisement
Semburan Lumpur dan Gas dari Sumur Pantek
Dua hari terakhir ini warga Cilacap, Jawa Tengah dibikin heboh oleh semburan lumpur dan gas yang terjadi di tengah sawah di Dusun Gumarang, Desa Sikampuh, Kecamatan Kroya.
Fenomena langka ini lantas diunggah oleh pengguna media sosial dan viral di berbagai linimassa. Informasi yang beredar, ketinggian semburan lumpur di Cilacap mencapai ketinggian 20 meter lebih.
Berbagai spekulasi beredar usai tersebarnya video tersebut. Ada yang menyebutnya sebagai gas, sumur minyak, hingga menghubungkannya dengan hal tak masuk akal.
Misalnya, seperti yang diunggah akun Facebook Ryan Greenmotion. Dalam unggahan videonya, ia menuliskan keterangan sederhana soal semburan lumpur di sawah Dusun Gumarang, Sikampuh. Ia hanya mengatakan peristiwa semburan lumpur itu terjadi menjelang magrib.
Jutaan Ikan Mati Misterius di Pantai Jetis Cilacap
Jagat maya Banyumas Raya, terutama Cilacap dan Kebumen mendadak heboh oleh kabar jutaan ikan mati dan terdampar di Pantai Jetis, Cilacap, Sabtu, 12 Oktober 2019.
Sejumlah akun media sosial mengunggah foto tebaran ikan mati di Pantai Jetis ini. Salah satunya, akun Facebook Paijo Kbm yang mengunggah sembilan foto penampakan ikan mati yang terdampar.
Dalam keterangan fotonya, ia mengabarkan bahwa ratusan ribu, bahkan mungkin jutaan ikan mati dan menepi ke pantai. Ia mengaku belum tahu jenis ikan yang terdampar. Yang jelas, semuanya sejenis.
“Puluhan atau mgkin ratusan warga sekitaran pantai cemarasewu,jetis. cilacap,berbondong2 utk mengambil iksn2 tersebut,” tulis Paijo Kbm, dikutip Sabtu malam.
Foto itu memperlihatkan hamparan jutaan ikan mati di pantai Jetis, Cilacap, dan aktivitas warga yang mengumpukan ikan-ikan kecil ini. Puluhan orang, tua-muda, lelaki-perempuan, berlomba memungut ikan-ikan mati tersebut.
Sebagian menggunakan wadah kantong plastik. Namun, ada pula yang menggunakan karung beras untuk mengumpukan ratusan ribu ekor mati tersebut.
Advertisement