Risiko Bencana pada Masa Nataru Meningkat, Begini Kesiapan KAI Purwokerto

KAI Daop 5 Purwokerto juga mendirikan dua posko di daerah rawan bencana pada masa angkutan Natal dan tahun baru 2020 ini.

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 19 Des 2019, 14:00 WIB
Diterbitkan 19 Des 2019, 14:00 WIB
Jembatan kereta di Rawalo, Banyumas Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Jembatan kereta di Rawalo, Banyumas Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Purwokerto - PT KAI menetapkan masa angkutan Natal dan tahun baru 2020 antara tanggal 19 Desember 2019 hingga 5 Januari 2020. Bersamaan dengan itu, intensitas hujan di berbagai wilayah meningkat, termasuk di Purwokerto, Jawa Tengah.

Tingginya curah hujan meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi. Bencana hidrometeorologi adalah bencana yang dipengaruhi oleh fenomena cuaca, seperti longsor, banjir, angin kencang, sambaran petir, dan sebagainya.

Jalur kereta api wilayah Daop 5 Purwokerto tak luput dari ancaman itu. Pasalnya, jalur kereta api di wilayah ini sangat kompleks.

Di beberapa wilayah, kereta melintas di dataran rendah. Namun, di bagian lainnya, jalur kereta berada di wilayah pegunungan. Di jalur ini juga ada beberapa jembatan kereta panjang.

Karenanya, pada masa angkutan libur Natal dan tahun baru 2020 ini, PT KAI Daop 5 Purwokerto menyiagakan ratusan petugas untuk mengantisipasi bencana yang menghambat perjalanan kereta api.

Manajer Humas PT KAI Daop 5 Purwokerto, Supriyanto mengatakan ada petugas penilik jalan (PPJ) ekstra di 13 titik, penjaga jalan lintas (PJL) ekstra 15 titik, dan petugas posko daerah rawan ekstra 2 titik. Serta penempatan Alat material untuk siaga (AMUS) di 20 lokasi.

KAI Daop 5 Purwokerto juga mendirikan dua posko di daerah rawan bencana pada masa angkutan Natal dan tahun baru 2020 ini.

"Disiagakan untuk mengamankan perjalanan KA di sepanjang lintas KA untuk memantau apabila terjadi kondisi yang dapat menghambat perjalanan KA," katanya, Rabu, 18 Desember 2019.

Simak video pilihan berikut ini:

Antisipasi Ambles, Banjir, dan Longsor di Jalur KA

Suasana Stasiun Purwokerto, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Suasana Stasiun Purwokerto, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Titik rawan bencana itu terdiri dari rawan bencana amblesan lantaran tanah labil, rawan longsor, dan rawan banjir. Sebelumnya, KAI Daop 5 telah mengidentifikasi sejumlah wilayah rawan bencana yang berrisiko menghambat perjalanan KA.

Wilayah rawan amblesan, berada di antara stasiun Banjar-Langen. Kemudian, rawan longsor di antara Stasiun Kawunganten-Jeruklegi, antara Stasiun Jeruklegi-Lebeng, antara Stasiun Tambak-Ijo, Stasiun Prupuk-Songgom, Slawi-Prupuk, Prupuk-Linggapura, dan antara Stasiun Linggapura-Bumiayu.

Adapun jalur rawan banjir di antara Stasiun Linggapura-Bumiayu, antara Stasiun Bumiayu-Kretek serta sungai-sungai di sepanjang jalur KA.

Supriyanto menjelaskan, KAI Daop 5 Purwokerto juga menyiapkan personel keamanan yang terdiri dari Polsuska 133 personel, satuan pengamanan 225 personel, dan bantuan eksternal dari TNI dan Polri sebanyak 76 personel.

Personel keamanan tersebut akan melakukan pengamanan di atas KA, stasiun, maupun secara mobile melakukan patroli di jalur KA dan obyek-obyek penting lainnya seperti dipo lokomotif dan kereta, dengan total petugas 440 orang.

"Selama masa angkutan Nataru tahun 2019/2020 ini, total Daop 5 purwokerto mengerahkan 1.579 personel yang terlibat," dia menerangkan.

KAI memperkirakan bakal terjadi peningkatan jumlah penumpang sebanyak empat persen pada masa angkutan liburan natal dan tahun baru 2020 ini. Diperkirakan akan ada sebanyak 283.690 penumpang di wilayah Daop 5 Purwokerto.

Ketersediaan Tiket KA Daop 5 Purwokerto

Terowongan Kebasen, Banyumas, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Terowongan Kebasen, Banyumas, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

"Adapun pada nataru 2018-2019, penumpang hanya berjumlah 274.777 orang," kata Supriyanto.

Untuk mengantisipasi membludaknya penumpang, KAI mengoperasikan sebanyak 16 kereta tambahan. Rinciannya, enam kereta tambahan nataru berangkat dan berhenti di wilayah Daop 5, 10 lainnya melewati wilayah Daop 5.

Enam KA pemberangkatan dan berakhir di Daop 5, yaitu KA Purwojaya tambahan relasi Cilacap-Kroya-Gambir PP, KA Sawunggalih tambahan, relasi Kutoarjo-Pasarenen PP, KA Kutojaya Utara tambahan relasi Kutoarjo-Pasarenen PP.

Adapun 10 KA tambahan yang melewati wilayah Daop 5 Purwokerto. Yakni, KA Argo Lawu fakultatif, relasi Solo-Gambir PP, KA Argo Dwipangga fakultatif, relasi Solo-Gambir PP, KA Taksaka Fakultatif, relasi Yogya-Gambir PP, KA Gajayana Fakultatif, relasi Malang-Gambir PP, dan KA Lodaya Nataru, relasi Solo-Bandung PP.

"KA reguler Daop 12 KA 7.110 seat, KA tambahan 1.882 seat, total KA berangkatan Daop 5 8.992 seat per hari," ujarnya.

Adapun KA Reguler dari KA Daop lain yang lewat Daop 5 Purwokerto berjumlah sebanyak 60 KA, dengan jumlah tempat duduk mencapai 34.264 seat KA tambahan 10 KA 4.612 seat, total 38.876 seat per hari.

"Jumlah keseluruhan KA yang berangkat dan lewat wilayah Daop 5 Purwokerto sebanyak 47.868 seat per hari," ujarnya.

Supriyanto bilang, penumpang tak perlu langsung ke stasiun untuk memproleh tiket. Sebab, kini tiket bisa dilihat dan dipesan melalui aplikasi KAI Access, dan channel penjualan tiket KA lainnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya