Cerita Perempuan 56 Tahun Taklukkan Puncak Gunung Leuser dan Loser

Setelah 32 tahun, perempuan perkasa itu kembali mencapai puncak Gunung Leuser dan Loser bersama anak-anak dari Sangkala.

oleh Reza Efendi diperbarui 24 Des 2019, 18:00 WIB
Diterbitkan 24 Des 2019, 18:00 WIB
Ekspeditor Sangkala
pendakian yang dilakukan peserta perempuan ini menjadi bukti bahwa kaum perempuan dapat melakukan apa saja yang dikehendakinya, tanpa mengingkari kodratnya sebagai perempuan, yang berfungsi sebagai istri yang baik dari suaminya dan ibu teladan bagi anak-anaknya

Liputan6.com, Medan - Sebanyak 7 ekspeditor yang tergabung dalam tim pendaki kelompok penggemar kegiatan di alam bebas Sangkala berhasil menapakkan kaki di puncak Gunung Leuser dan Gunung Loser. Dari 7 ekspeditor, 3 orang anggota merupakan perempuan.

Pendiri Sangkala, Zahedi mengatakan, 3 orang perempuan tersebut bisa dibilang berstatus tidak muda lagi. Selain sudah tidak muda lagi, ikutnya ketiga perempuan tersebut juga terkait dengan peringatan Hari Ibu di Indonesia yang ditetapkan pada tanggal 22 Desember setiap tahunnya.

Ketiga perempuan itu adalah Alin, perempuan termuda berusia 36 tahun tinggal di Jakarta, Yani Lim berusia 44 tahun, selama ini bermukim di Malaysia, serta Ramadani Siagian berusia 56 tahun, yang juga pendiri Sangkala.

"Bersama mereka ada Sutrisno sebagai komandan tim dan wakilnya, Evandi, beserta Malikul Yahya atau Asep dan Juandi Barutu," kata Zahedi, saat ditemui di Sekretariat Sangkala, Jalan Samanhudi, Lingkungan IV, Kelurahan Jati, Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut), Selasa (24/12/2019).

Zahedi menyebut, pendakian yang dilakukan peserta perempuan ini menjadi bukti bahwa kaum perempuan dapat melakukan apa saja yang dikehendakinya, tanpa mengingkari kodratnya sebagai perempuan, yang berfungsi sebagai istri yang baik dari suaminya dan ibu teladan bagi anak-anaknya.

"Ternyata, perempuan sebenarnya juga dapat melakukan pendakian gunung yang mengandung risiko,” ujarnya.

Zahedi mengungkapkan, bagi Ramadani atau biasa disapa Dani, pendakian ke puncak Gunung Leuser ini merupakan pendakian nostalgia sebagai perempuan pertama dari Sumatra yang berhasil mencapai puncak Gunung Leuser pada tahun 1987 lalu. Saat itu, Dani mendaki Gunung Leuser bersama sahabat-sahabatnya sesama mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU).

"Untuk kali ini, setelah 32 tahun, Dani kembali mencapai puncak Gunung Leuser bersama anak-anak dari Sangkala," ungkap Zahedi.

 

Dukungan Keluarga

Cerita Perempuan Perkasa 56 Tahun Taklukkan Puncak Gunung Leuser
Ramadani Siagian berhasil menaklukkan puncak Gunung Leuser dan Loser dalam usianya yang menginjak 56 tahun. (Liputan6.com/Reza Efendi)

Menurut Zahedi, yang juga Dosen Matematika di USU, Dani bisa dibilang sebagai pendaki perempuan berusia paling tua yang berhasil mencapai puncak Gunung Leuser. Keberhasilannya mancapai Gunung Leuser tidak terlepas dukungan dari anak-anak serta suaminya, Fachrurrozi, yang juga pendiri Sangkala serta Dosen Teknik Kimia Institut Teknologi Medan (ITM).

"Ini merupakan kenyataan, dan menjadi bukti bahwa yang tersisa tak akan menjadi sia-sia, juga bukti bahwa yang sedikit mampu menembus langit," sebutnya.

Ketua Sangkala, Hafifudin Arif mengatakan, 7 ekspeditor tim pendaki berhasil mencapai puncak gunung tertinggi di Daerah Istimewa Aceh pada Jumat, 20 Desember 2019, tepat pukul 10.00 WIB. Informasi ini diterima langsung melalui pesan WhatsApp.

Arif menjelaskan, pendakian ini merupakan latihan rutin bagi anggota Sangkala untuk memelihara standar kapasitas personal anggota dan spirit komunal organisasi. Pendakian ke Gunung Loser dengan ketinggian 3.404 meter dari permukaan laut (mdpl) adalah pendakian standar selain pendakian gunung Perkisson-Bendahara (3.011 mpdl) dan Gunung Lembu (3.050 mpdl).

Proses pendakian ke puncak Gunung Loser, puncak tertinggi di TNGL, harus melewati puncak-puncak gunung seperti Pucuk Angkasan (2.891 mpdl), Gunung Pepanyi (2.440 mpdl), Gunung Tanpa Nama (2.945 mpdl), Gunung Bivak III (3.000 m), Gunung Loser (3404 mpdl) dan Gunung Leuser (3111 mpdl).

"Lintasan tempuh yang jauh dan waktu tempuh yang lama, pendakian Leuser ini tergolong seram namun menantang untuk dilakukan pendaki gunung," jelasnya.

Arif menuturkan, ketika melakukan pendakian rintisan 32 tahun lalu, atau sekitar tahun 1.987 silam, tim Sangkala membutuhkan waktu 19 hari untuk berhasil mencapai puncak Leuser dan 11 hari untuk turun ke Desa Kedah Blankejeren.

"Saat ini waktu pendakian hanya butuh 7 hari dan turun 4 hari. Ini semua karena disiplin dan kompak. Ini menjadi kunci keberhasilan pendakian," tuturnya.

 

Hilang Kontak 5 Hari

Cerita Perempuan Perkasa 56 Tahun Taklukkan Puncak Gunung Leuser
Ramadani Siagian berhasil menaklukkan puncak Gunung Leuser dan Loser dalam usianya yang menginjak 56 tahun. (Liputan6.com/Reza Efendi)

Pendakian yang dilakukan 7 ekspeditor Sangkala ini dimulai tanggal 13 Desember 2019 lalu dari Desa Kedah Blangkejeren. Tim di Medan terus memonitor dan sempat terjadi hilang kontak selama 5 hari.

"Akhirnya kami mendapat kabar dari mereka langsung telah berhasil sampai di sana (puncak Gunung Luser)," ungkapnya.

Koordinator Tim Pendukung Sangkala, Hardinas menuturkan, pendakian dengan jarak mendatar sekitar 45 kilometer di peta ini seharusnya sudah berjalan efektif sejak tanggal 10 Desember 2019. Tetapi pada hari pertama pendakian, 3 buah ransel yang berisikan logistik dan perlengkapan raib saat tim berbivak di dalam hutan, masih di dekat Desa Kedah.

"Peristiwa ini segera dilaporkan ke Pos Polsek Belangkejeren untuk diusut. Peristiwa ini tak menyurutkan semangat tim pendaki, karena secepatnya segera mendapat dukungan pengganti logistik dan perlengkapan dari Medan," tuturnya.

Sebanyak 7 ekspeditor Sangkala yang berhasil mencapai puncak Gunung Leuser adalah Sutrisno Sitorus (24), Evandi Muslim Sitepu (23), Juandi Barutu (26), Malikul Yahya (20), Ramadani Siagian (56), Lim Yani (43), dan Alin (36).

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya