Liputan6.com, Palembang - Jatuhnya Bus Sriwijaya dari Bengkulu-Palembang di tikungan Lematang Indah Kota Pagar Alam Sumatera Selatan (Sumsel), Senin (23/12/2019) malam hingga kini memakan korban jiwa puluhan penumpang.
Tim gabungan dari TNI, Polri dan warga memperluas area penyisiran korban bus bernomor polisi BD 7031 AU hingga 5 kilometer dari lokasi jatuhnya bus. Langkah ini dilakukan untuk mencari kemungkinan adanya korban yang terseret arus Sungai Lematang Pagar Alam Sumsel.
Advertisement
Baca Juga
Menurut Kepala Sub Seksi Operasi dan Siaga Kantor SAR Palembang Benteng Telau, banyak korban meninggal dunia dievakuasi dari luar bus, bahkan ada yang terseret arus sungai.
“Petugas juga mencari keberadaan korban di tebing jurang, untuk memastikan apakah di sana juga ada. Hingga saat ini, total penumpang yang meninggal dunia ada 27 orang. Yang selamat dan mengalami luka-luka sebanyak 13 orang,” ujarnya, Selasa (24/12/2019).
Dari data Pool Loket Bus Sriwijaya di Bengkulu, hanya ada 27 orang penumpang yang terdata. Namun hingga kini tercatat ada 50 orang korban, baik yang meninggal dunia maupun yang selamat.
Ternyata, ada sekitar 13 orang ‘penumpang gelap’ yang berada di dalam bus tersebut. Sehingga membuat pihak kepolisian sulit untuk mengidentifikasi seluruh korban Bus Sriwijaya yang masuk jurang di Kota Pagar Alam Sumsel ini.
Kapolres Pagar Alam AKBP Dolly Gumara mengungkapkan, seluruh korban saat ini sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Besemah, Pagar Alam.
Sopir bus, Very dan kernet bus Jimmy, meninggal dunia dalam insiden kecelakaan Bus Sriwijaya ini. Akibatnya, petugas kesulitan untuk mendapatkan kepastian jumlah penumpang.
Bus Tidak Laik Jalan
"Kita belum dapat memastikan jumlah penumpang di dalam bus ini. Lokasi kecelakaan merupakan jurang dengan kedalaman sekitar 150 meter, sehingga membuat petugas gabungan kesulitan dalam melakukan evakuasi," katanya.
Kondisi dasar jurang yang merupakan aliran Sungai Lematang Pagar Alam Sumsel, memang sedang deras arusnya saat evakuasi korban. Terlebih di sepanjang hari Senin, hujan deras mengguyur Sumsel, sehingga debit air di sungai meningkat.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Sumsel Nelson Firdaus memastikan jika kondisi Bus Sriwijaya tersebut ternyata tidak laik jalan.
Pihak Dishub Sumsel menelusuri dari sisi ramp check yang tidak sesuai dengan aturan sehingga seharusnya tak beroperasi. Mereka juga akan mencaritahu lebih lanjut tentang apa saja kondisi yang semakin memperkuat Bus Sriwijaya ini tidak laik jalan.
“Ramp check-nya tidak sesuai dan masih banyak permasalahan yang lainnya. Intinya Bus Sriwijaya tidak laik beroperasi,” katanya.
Terkait banyaknya penumpang gelap itu itu, dia saat ini masih fokus untuk melakukan identifikasi dulu di lapangan.
“Petugas masih fokus di lapangan. Mengenai sanksinya apa nanti setelah evakuasi ini selesai dulu,” ucapnya.
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement