Potensi Hujan Angin hingga Gelombang Laut Setinggi 2 Meter di Perairan Makassar

Syahbandar imbau nelayan Makassar agar menunda melaut mulai hari ini hingga empat hari ke depan.

oleh Eka Hakim diperbarui 09 Jan 2020, 00:00 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2020, 00:00 WIB
Syahbandar bersama BMKG imbau nelayan Makassar menunda melaut mulai besok (Liputan6.com/ Eka Hakim)
Syahbandar bersama BMKG imbau nelayan Makassar menunda melaut mulai besok (Liputan6.com/ Eka Hakim)

Liputan6.com, Makassar - Para nelayan di Makassar diimbau agar tak memaksakan diri atau mengikuti hawa nafsunya untuk melaut mulai hari ini, Kamis (9/1/2020) dikarenakan adanya cuaca buruk yang menimbulkan gelombang laut (ombak) setinggi 2 meter.

Kepala Kesyahbandaran Utama Makassar, Ahmad Wahid mengatakan imbauan tersebut dikeluarkan setelah pihaknya menerima prakiraan cuaca hasil analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

"Surat imbauan tersebut sudah kami edarkan kepada para nelayan di wilayah Makassar," kata Ahmad, Rabu (8/1/2020).

Ia mengungkapkan dari hasil prakiraan BMKG, gelombang laut (ombak) setinggi 2 meter akan terjadi di Selat Makassar bagian Selatan mulai besok hari ini.

"Jadi demi keselamatan, diminta agar tak ada dulu aktivitas melaut bagi kapal-kapal nelayan hingga pelayaran sampai batas yang ditentukan. Gelombang laut lumayan tinggi," jelas Ahmad.

 

Hasil Prakiraan BMKG

Angin kencang rubuhkan rumah warga di Makassar (Liputan6.com/ Eka Hakim)
Angin kencang rubuhkan rumah warga di Makassar (Liputan6.com/ Eka Hakim)

Kepala BMKG Wilayah IV Makassar, Dermawan mengatakan dalam 4 hari ke depan terhitung sejak 9 Januari-12 Januari 2020 diperkirakan terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang.

Menurut prakiraan pihaknya, kondisi tersebut masih dapat berpotensi terjadi di wilayah Sulsel bagian Barat meliputi Kabupaten Pinrang, Kota Pare-Pare, Kabupaten Barru, Pangkep Kepulauan, Maros, dan Kota Makassar.

Kondisi yang sama juga diperkirakan terjadi pada wilayah Sulsel bagian Tengah yakni meliputi Kabupaten Soppeng dan Sidenreng Rappang (Sidrap). Kemudian di wilayah Sulsel bagian Utara meliputi Kabupaten Luwu Utara, Luwu Timur, Luwu, dan Toraja Utara juga diperkirakan mengalami kondisi cuaca yang sama.

"Sementara daerah pesisir barat, selatan dan timur Sulsel, potensi angin terjadi angin kencang," ungkap Dermawan.

Dengan mencermati hasil prakiraan cuaca 4 hari ke depan tersebut, BMKG Wilayah IV Makassar mengimbau agar masyarakat mewaspadai gelombang tinggi (ombak) di perairan sekitar Sulsel.

Ombak dengan ketinggian 1,25 meter-2,5 meter berpotensi terjadi di Selat Makassar bagian Selatan, Perairan Supermonde Makassar, Perairan Pare-Pare, Perairan Sabalana, Perairan Selayar, Teluk Bone bagian Selatan dan Laut Flores bagian Barat.

Rough Sea (gelombang laut antara 2,5 meter-4,0 meter), lanjut dia, berpotensi terjadi di Laut Flores bagian Utara, Laut Flores bagian Timur, dan Perairan Pulau Boncratc-Kalotoa.

"Masyarakat dan pengguna layanan transportasi darat, laut, dan udara diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan dari curah hujan tinggi, angin kencang, dan gelombang tinggi yang akan terjadi pada 4 hari ke depan itu," jelas Dermawan.

Tak hanya itu, cuaca buruk 4 hari ke depan juga berpotensi menimbulkan banjir, genangan, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang, meluapnya area tambak budidaya dan keterlambatan jadwal penerbangan/pelayaran.

Masyarakat, kata dia, diharapkan tetap memperhatikan informasi dari BMKG serta instansi terkait untuk memastikan mitigasi bencana hidrometeorologi dapat dilakukan dengan baik.

"BMKG akan memberikan layanan informasi cuaca 24 jam, masyarakat dapat menghubungi melalui call center 0411-455019/449286; 08114614350 ( MEWS); 08114483271 (TEWS), http://www.bmkg.go.id, http://web.meteo.bmkg.go.id/id/, follow twitter @BMKGSulsel, FB @BMKG Sulsel atau bisa mendownloas playstore: info BMKG," jelas Dermawan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya