History Of Java di Yogyakarta, Museum Sejarah yang Bikin Betah

Ini hal-hal yang bakal bikin betah di History Of Java.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 20 Jan 2020, 03:00 WIB
Diterbitkan 20 Jan 2020, 03:00 WIB
Museum History Of Java
Museum History Of Java di Yogyakarta menawarkan sensasi dan pengalaman unik untuk pengunjungnya. (Liputan6.com/ Switzy Sabandar)

Liputan6.com, Yogyakarta - Bagi sebagian orang, museum adalah tempat yang membosankan. Namun, persepsi itu akan patah seketika ketika berkunjung ke Museum History Of Java (HOJ) Yogyakarta.

Museum yang sudah beroperasi sejak akhir 2018 ini menempati bangunan bekas Pyramid Cafe di Jalan Parangtritis Km 5.5, Bangunharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta. Di dalamnya, pengunjung tidak sekadar melihat koleksi benda purbakala, tetapi juga menikmati benda-benda itu secara langsung melalui teknologi Augmented Reality (AR).

HOJ memiliki koleksi benda purbakala masa prasejarah sampai kerajaan-kerajaan lama, seperti Tarumanegara, Majapahit, Demak Bintaro, Cirebon, dan Mataram Islam. Teknologi AR memungkinkan pengunjung melihat langsung secara detail benda-benda koleksi itu.

Menurut Elly T.Halsamer, CEO Marcom DTopeng Kingdom Group selaku pengelola museum HOJ, sudah saatnya museum tampil kekinian dan memhami psikologis pengunjung, termasuk memberi sensasi dan pengalaman yang berbeda.

"Museum tidak bisa lepas tangan setelah memamerkan benda-benda koleksinya di rak dan membiarkan pengunjung memahami sendiri," ujarnya, Minggu (19/1/2020).

Ia menilai, museum perlu memiliki story teller yang didukung dengan kecanggihan digital, sehingga pengunjung menjadi betah.

Museum History Of Java di Yogyakarta menawarkan sensasi dan pengalaman unik untuk pengunjungnya. (Liputan6.com/ Switzy Sabandar)

HOJ juga menghadirkan beragam event tematik. Saat Halloween pada Oktober 2019, misalnya, museum ini memberikan kejutan kepada pengunjungnya. Ketika pengunjung asyik menyimak cerita pemandu, mereka dikagetkan dengan jerit suara dan isak tangis dari lorong museum serta kemunculan hantu dari balik lorong.

Ternyata, hantu itu adalah petugas museum yang memberi kejutan kepada wisatawan untuk membagikan permen dan berswafoto.

Saat Natal 2019, HOJ juga menyiapkan konsep Sinterklas yang membagi-bagikan cokelat kepada pengunjung.

Sementara, untuk perayaan Imlek pada 25 Januari 2020, pengunjung bisa ikut mendapatkan hadiah dari pohon angpau di kompleks museum ini. Pengunjung yang berhak mengambil angpau adalah mereka yang datang ke museum selama dua hari berturut-turut. Hadiah yang terdapat di pohon angpau beragam, mulai dari tiket masuk gratis sampai merchandise.

Direktur Humas Museum HOJ Yogya Ki Bambang Widodo mengungkapkan, keberadaan program tematik ini mendukung konsep museum modern interaktif.

"Pengunjung perlu diberi pengalaman berbeda melalui sentuhan berbagai indra yang dimilikinya dan mereka tidak cepat bosan karena diberi pengalaman seru," ucapnya.

HOJ buka setiap hari mulai pukul 09.00 sampai 18.00 WIB. Harga tiket masuk ke museum ini adalah Rp 30.000 untuk wisatawan domestik dan Rp 50.000 untuk wisatawan mancanegara.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya