Liputan6.com, Pontianak - Kue keranjang sepertinya tak asing lagi bagi masyarakat Tionghoa. Kue ini selalu ada tiap perayaan Imlek khususnya di setiap rumah warga Tionghoa, Sabtu (25/1/2020). Namun siapa yang menyangka, jika untuk membuat kue keranjang ini tidak mudah, pasalnya membutuhkan waktu yang cukup lama yakni 14 jam.
"Bahannya hanya menggunakan tepung ketan dan air gula," kata salah satu pembuat kue keranjang di Singkawang, Jhoni di Kecamatan Singkawang Tengah, dilansir Antara.
Menjelang perayaan Imlek tahun ini, dirinya mendapatkan orderan sebanyak 200an kilogram kue keranjang. "Para pemesan bukan hanya dari Singkawang tapi juga ada yang dari Jakarta," ujarnya.
Advertisement
Baca Juga
Dia mengungkapkan, pembuatan kue keranjang baru dilakukannya apabila ada pesanan.
Hal itu dikarenakan, selain membuat kue keranjang, dirinya juga menyambi sebagai pekerja bangunan.
"Kalau dulu, pernah sampai buat dua ton pesanan orang. Tahun ini banyak yang kita tolak, karena kurangnya waktu dan karyawan untuk membuat kue keranjang," ungkapnya.
Menurutnya, usaha ini sudah puluhan tahun dilakoninya. Yang mana usaha ini sebelumnya sudah dimulai dari orang tuanya kemudian dilanjutkan dirinya hingga sekarang.
Kue keranjang yang dibuatkan pun cukup bervariasi, ada yang menggunakan alas daun pisang dan kantong plastik.
"Kalau yang pakai daun lebih wangi, sedangkan yang pakai kantong plastik kurang wangi. Tetapi tergantung pesanan konsumen," jelasnya.
Kemudian, untuk beratnya ada yang satu kilogram dan 0,5 kilogram. Untuk yang satu kilogram harganya Rp25 ribu per kue, sedangkan yang 0,5 kilogram dihargai Rp12.500 per kue.
"Selain untuk makan, kue keranjang yang satu kilogram atau 0,5 kilogram ini biasanya juga digunakan orang Tionghoa untuk sembahyang," katanya.
Akhmad Mundzirul Awwal/PNJ.