Heboh Temuan Gading Gajah Raksasa Purba di Sragen

Dia mengukur fosil gading itu dengan meteran dan ternyata panjangnya mencapai empat meter dengan diameter pangkal gading sekitar 20 sentimeter

diperbarui 26 Jan 2020, 18:00 WIB
Diterbitkan 26 Jan 2020, 18:00 WIB
Singapura Sita Gading Gajah dan Sisik Trenggiling
Gambar yang dirilis Badan Taman Nasional pada 23 Juli 2019 menunjukkan gading gajah yang disita di Singapura. Ribuan kilogram gading yang diperkirakan bernilai US$ 12,9 juta atau Rp 180 miliar itu merupakan penyitaan terbesar gading gajah oleh aparat Singapura. (Handout/National Parks Board/AFP)

Sragen - Warga Dukuh/Desa Bonagung, Kecamatan Tanon, Sragen, digemparkan dengan temuan fosil gading gajah purba raksasa. Ukurannya cukup besar, mencapai panjang empat meter.

Fosil gading gajah yang terdiri atas lebih dari 20 fragmen itu ditemukan seorang petani, Puryanto, 42, warga RT 025 Bonagung, Rabu, 22 Januari 2020.

Awalnya fosil itu dikira granat nanas peninggalan kolonial. Sebanyak 20 fragmen fosil itu ditata membentuk gading gajah dan diberi nomor di halaman rumah Puryanto saat Solopos.com bertandang ke rumahnya, Sabtu (25/1/2020).

Dia mengukur fosil gading itu dengan meteran dan ternyata panjangnya mencapai empat meter dengan diameter pangkal gading sekitar 20 sentimeter.

Puryanto berkisah fragmen fosil itu ditemukan di areal tegalan yang disewanya seluas 3.000 meter persegi.

Awalnya Puryanto hendak membuat persemaian tanaman jagung di lahan yang terletak dekat dengan lokasi temuan batu akik mani gajah yang viral beberapa tahun lalu.

Saat membuat aliran air, cangkul Puryanto mengenai barang keras di dalam tanah lempung itu. Tanpa dinyana, ternyata benda keras yang terantuk cangkulnya adalah fosil gading gajah purba.

 

Fosil Gading Gajah Sempat Dikira Granat

Satao
Satao, salah satu gajah dengan gading terbesar di taman nasional Tsavo East di Kenya.

“Semula saya mengira barang keras itu granat. Saya gali perlahan-lahan. Ternyata barang keras itu berupa batu yang membentuk tabung. Saya menggali lagi menemukan dua batu dengan bentuk yang mirip dengan ukuran lebih besar dan agak kecil,” ujarnya, dikutip dari Solopos.com.

Pada Kamis (23/1/2020) pagi, Puryanto mengajak lima warga lainnya untuk menggali batu itu karena ia mencurigai batu itu berupa fosil.

Hasil penggalian itu dikumpulkan dan dicuci. Setelah bersih Puryanto bersama warga menyusun batu fosil itu menjadi gading gajah purba.

“Masih kurang satu potongan yang belum ketemu atau mungkin sudah hancur karena banyak serpihan fosil kecil-kecil. Termasuk bagian ujung gading juga sudah rusak. Sampai sekarang masih saya simpan dulu,” ujarnya.

Petugas dari BPSMP Sangiran, Haryono, saat dihubungi Solopos.com, Sabtu siang, mengaku sudah mendengar temuan fosil gading gajah purba di Bonagung.

“Keadaan benda temuan aman. Jadi kami tidak mendesak untuk dilakukan pengamanan. Biasanya penemu mendapat tali asih bila temuan itu diserahkan ke pemerintah. Kemungkinan besok ada tim kami yang mengecek ke lokasi. Ini masih tahap koordinasi,” ujarnya.

dapatkan berita menarik dari Solopos.com lainnya, di sini.

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya