Liputan6.com, Bandung Tiktok, aplikasi video singkat yang sekarang tengah digandrungi anak muda, mendatangi kampus Universitas Parahyangan (Unpar) di Kota Bandung. Mereka menggandeng BEM Unpar mengadakan workshop bertajuk Sama-Sama Belajar: Berkreasi dengan Aman dan Nyaman di Era 4.0.
Baca Juga
Advertisement
Kepala Kebijakan Publik Tiktok Indonesia Donny Eryastha mengatakan, workshop tersebut dilaksanakan sebagai bagian gerakan perubahan melalui platform digital. Di mana informasi dan hiburan kini sudah banyak terdigitalisasi melalui media sosial (medsos).
Namun gerakan tersebut dinilai perlu didorong dengan sosialisasi keselamatan digital dalam berkreasi di medsos.Â
Menurut Donny, medsos maupun program lainnya di internet tidak hanya dimanfaatkan sebagai hiburan, tetapi juga bisa dipakai sebagai gerakan perubahan sosial.
"Di Tiktok saat ini sudah banyak bermunculan tagar yang mengampanyekan gerakan tertentu mulai dari lingkungan dan aksi kepedulian sosial. Ajakan itu ditandai dengan slogan Call To Action yang artinya mengajak pengguna Tiktok lainnya untuk melakukan hal serupa," katanya, Kamis (20/2/2020).
Oleh karena itu, Donny melanjutkan, Tiktok Indonesia mengajak pengguna Tiktok terutama di kalangan mahasiswa untuk berkreasi dan membagikan konten yang positif. Caranya dengan mengunggah video singkat dengan tanda pagar Belajar Bareng.
"Sehingga dalam konteks kampus, kami coba mendorong mahasiswa untuk membagi hal-hal yang informatif. Bisa dari kegiatan kampus, penggalangan dana, unit kegiatan kampus dan banyak lagi," ucapnya.
Selain menggandeng kampus, Donny mengatakan pihaknya juga sudah sering bekerjasama dengan instansi swasta maupun pemerintahan.
"Kita pernah bekerja sama dengan Kominfo lewat tagar Ayo Bersatu. Kemudian bersama Kemenpar meluncurkan Tiktok X Wonderful Indonesia. Sedangkan untuk gerakan yang trending lainnya ada Save Our Ocean, For Climate dan sebagainya," ujarnya.
Donny menambahkan, Tiktok merupakan platform yang terbuka untuk siapa saja selama mereka tidak melanggar community guideline atau panduan komunitas.
"Di community guideline itu ada macam-macam ya aturannya. Ada yang boleh dan tidak misalnya hatespeech, kekerasan atau hoaks. Jadi selama tidak melanggar silakan, kalau melanggar pasti kita remove konten-konten seperti itu," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Biro Alumni dan Kemahasiswaan Universitas Parahyangan, Gunawan menyambut positif kehadiran Tiktok ke almamaternya. Dia berharap melalui workshop ini para mahasiswa memetik pelajaran terkait penggunaan media sosial.
"Jadi harapan kami mahasiswa jangan menggunakan media sosial hanya sebagai media hiburan, tetapi mengikuti perkembangan dan peduli terhadap isu-isu tertentu," katanya.
Simak video pilihan di bawah ini: