Liputan6.com, Pekanbaru - Sudah lima hari suami Elsa Mega Firman bernama Syamsul Bahri tidak pulang ke rumah di Jalan Uka, Kecamatan Tampan, Pekanbaru. Dia kian risau setelah mobil suaminya ditemukan terbakar di darah Rantau Berangin, Kabupaten Kampar, Kamis malam, 20 Februari 2020.
"Suami saya tidak ada di mobil itu, tidak ada barang-barangnya juga ditinggal. Teleponnya sejak mobil terbakar sudah tidak bisa dihubungi lagi," kata perempuan 36 tahun ini kepada Liputan6.com, Senin siang, 24 Februari 2020.
Advertisement
Baca Juga
Mega menjelaskan, suaminya yang sehari-sehari sebagai distributor tepung ini berangkat dari rumah pada Kamis pagi sekaligus mengantar anak ke sekolah. Hingga pukul 16.00 WIB, tidak ada komunikasi sehingga membuat Mega risau.
Tak lama setelah itu, pekerja di gudang tepung, Ucil, menelepon Mega dan menyebut akan ada orang datang ke rumah mengambil mobil termasuk STNK. Mega bertanya kepada Ucil ke mana suaminya dan menyebut sedang ada urusan di Jalan Sigunggung, Pekanbaru.
"Lagi ngopi sama bos-bos katanya. Akhirnya saya telepon suami, setelah lima kali baru diangkat. Suami saya menyebut serahkan saja mobilnya nanti kalau ada yang jemput," cerita Elsa.
Elsa menanyakan di mana Syamsul berada dan dijawab sedang ada urusan. Elsa kian khawatir karena suara suaminya di ujung telepon tidak seperti biasa.
"Kayak orang dalam tekanan gitu, dia enggak mau jawab di mana. Setelah itu saya telepon lagi, sudah tidak tersambung," kata Elsa.
Kamis petang, rumah Elsa didatangi pria tak dikenal. Tanpa memperkenalkan diri, pria tadi langsung meminta kunci mobil dan STNK dengan dalih disuruh oleh suami Elsa.
Elsa langsung bertanya di mana suaminya dan dijawab pria tadi berada di Jalan Sigunggung. Curiga dengan penampilan penjemput mobil tadi, Elsa tidak mau memberikan kunci mobil.
"Saya telepon suami untuk memastikan, diangkat tapi seperti tertekan gitu. Saya tanya di mana enggak dijawab, katanya kasih saja. Tak lama kemudian, datang mobil penjemput tepung. Ada Ucil juga dan pria tadi ikut bantu, pas saya tanya Ucil tidak kenal, saya makin curiga," terang Elsa.
Karena Elsa tak keluar rumah lagi, pria tadi akhirnya pergi. Elsa lalu menghubungi keluarganya dan meminta menelepon suaminya tapi tak ada yang berhasil.
"Saya juga minta sales kepercayaan suami menelepon tapi gak bisa juga. Malam harinya HP suami sudah tidak aktif lagi, dapat kabar mobil yang dibawa suami terbakar di Rantau Berangin, kami cek ternyata benar," kata Elsa.
Korban Penculikan?
Elsa curiga suaminya menjadi korban penculikan. Diapun melapor ke Polsek Tampan lalu diarahkan ke Polresta Pekanbaru. Hingga kini, belum ada kabar dari suaminya meskipun mobil sudah ditemukan meski terbakar.
Usai melapor, Elsa mencoba menghubungi suaminya dan diangkat. Hanya saja orang lain yang menerima dengan pengakuan mendapatkan HP di jalan.
Pria yang mengangkat telepon tadi menyebut akan menunggu di sebuah minimarket kalau Elsa ingin menjemput HP suaminya. Penelepon tadi menyatakan akan menunggu sampai kapan pun.
"Di daerah Kasikan (Rokan Hulu) katanya. Saya dan keluarga langsung ke sana tapi orang tadi tidak ada. HP ditelepon juga sudah tidak aktif," terang Elsa.
Elsa menyebut selama ini suaminya tidak punya musuh ataupun punya utang ke pengusaha lain. Dia menyebut suaminya berutang di bank tapi tidak atas nama sendiri, melainkan keluarga.
"Selama ini juga tidak pernah ribut dengan orang lain, enggak tahulah kalau di luar. Soalnya suaminya saya ini orangnya tidak banyak bicara," ucap Elsa.
Elsa berharap polisi segera menemukan suaminya. Dia pun bersama keluarga juga mencari informasi ke orang-orang terakhir yang bertemu suaminya sebelum menghilang.
"Untuk anak yang diantar suami ada keluarga yang jemput sorenya. Mudah-mudahan segera pulang, polisi segera menemukan," imbuhnya berurai air mata.
Â
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement