Di Tengah Virus Corona, Ridwan Kamil Imbau Warga Jabar Waspada DBD

Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengimbau agar warganya juga mewaspadai DBD.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 11 Mar 2020, 13:00 WIB
Diterbitkan 11 Mar 2020, 13:00 WIB
Ridwan Kamil
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Bandung - Akhir-akhir ini, informasi terkait penyebaran virus Corona atau Covid-19 lebih banyak disorot. Namun, berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, sebanyak 15 orang meninggal dunia akibat terserang penyakit lain, yakni demam berdarah dengue (DBD).

Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengimbau agar warganya juga mewaspadai DBD.

"Perlu diingatkan lagi masalah yang berhubungan dengan musim penghujan. Pemerintah sudah mengimbau untuk melakukan bersih-bersih lingkungan dan mudah-mudahan masyarakat lebih peduli lagi," ujarnya di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (10/3/2020).

Emil mengaku pemberitaan terkait DBD agak tersingkirkan dari isu soal corona. "Kadang-kadang berita ini kalah dari virus Corona, padahal tingkat fatalitasnya tinggi," kata mantan wali kota Bandung itu.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat Berli Hamdani menyebutkan, sedikitnya 15 orang meninggal dunia akibat terserang demam berdarah dengue (DBD) periode Januari hingga awal Maret 2020 di kawasan tersebut.

Berli menjelaskan, dari jumlah tersebut cenderung menurun dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019 lalu.

"Untuk 2020 ini dari sisi tren menurun dibanding periode yang sama pada 2019. Jadi menurunnya cukup drastis dari 26 ribu kasus tahun lalu, sekarang 4.192 kasus," katanya di Bandung, Senin (9/3/2020).

Adapun jumlah kematian akibat DBD pada periode Januari tahun lalu mencapai 26 orang. Lalu pada Februari, sebanyak 23 orang meninggal dunia.

"Sedangkan di 2020 dari periode yang sama Januari Maret 15 meninggal," ucapnya.

Meski mengalami tren penurunan kasus penyakit dan kematian yang diakibatkan, DBD tetap terkategori kejadian luar biasa atau KLB. Hal itu berdasarkan angka yang cukup siginifikan atas kematian pasien.

"Target kita bagaimana caranya agar kasusnya mungkin tidak bisa kita tekan sampai hilang tapi jangan sampai ada yang meninggal lagi," ungkap Berli.

Menurutnya, kasus terbesar DBD terjadi di berbagai daerah. Kebanyakan terjadi di daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi seperti di Kabupaten Bogor, Kota Bandung, dan Kota Depok.

"Rata-rata terjadi di kota besar. Selain karena penduduknya besar, banyak tempat berlindungnya nyamuk," ucapnya.

Simak video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya