Liputan6.com, Palu - Forrest Galante dan timnya mulai menjalankan misi penyelamatan buaya berkalung ban setelah mendapat izin dari otoritas terkait. Di muara Teluk Palu pada Kamis siang, 12 Maret, Forrest dibantu seorang warga lokal untuk memancing kemunculan buaya target misinya.
Forrest Galante dan timnya langsung bergerak memulai upayanya. Pada Kamis siang, 12 Maret, Forrest dan timnya mendatangi muara Sungai Palu untuk memantau keberadaan buaya berkalung ban yang telah menjadi target penyelamatan sejak tahun 2016 tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Di lokasi itu Galante tampak didampingi seorang pawang buaya asal Kabupaten Sigi untuk memancing kemunculan buaya berkalung ban di sekitar delta di tengah muara. Beberapa ekor ikan pun disiapkan sebagai umpan. Lebih dari 1,5 jam berada di delta dan belum ada tanda-tanda buaya yang menjadi target muncul, melainkan hanya buaya-buaya lain yang ukurannya lebih kecil yang mendatangi sang pawang dan memakan umpan.
Galante dan sang pawang pun memilih mengakhiri aksinya dan kembali ke tepi sebelum pasang laut menutup jalan mereka. Seperti Forrest, orang-orang di tepi muara juga tidak begitu yakin buaya berkalung ban ada di lokasi itu.
"Saya diminta memanggil buaya yang terjerat ban karena dulu saya yang menjaga penangkaran buaya yang ada di Sigi, mungkin saja buaya itu berasal dari sana, tapi dia (buaya berkalung ban) yang muncul," kata sang pawang, Jamaludin (45) di tepi muara Sungai Palu, Kamis (12/3/2020).
Setelah yakin buaya targetnya tidak muncul, Galante dan timnya meninggalkan muara sekitar pukul 16.00 Wita. Namun, hanya 30 menit setelahnya, seekor buaya berukuran lebih dari 4 meter dengan ban mengalung di lehernya muncul di permukaan air sebelah barat delta, lokasi yang sesaat lalu didatangi Galante dan sang pawang.
Kemunculan buaya yang juga belum bisa "ditaklukkan" oleh Matt Wright itu pada kamis sore lebih dari 30 menit sebelum kembali menghilang.
Â
Simak juga video pilihan berikut ini:
Galante akan Gunakan Perangkap Raksasa di Muara
Kolaborasi dengan warga lokal itu sendiri dipilih Forrest Galante sebagai salah satu upayanya karena juga memiliki informasi dan pengetahun tentang buaya tersebut. Cara itu juga dilakukannya sambil menunggu selesainya pembuatan perangkap dan informasi terbaru dari BKSDA Sulteng untuk timnya.
"Dia (Jamaludin) juga banyak membantu kami. kami dapat informasi baru dari BKSDA bahwa besok siang, Jumat (13/2/2020), kami sudah boleh memasang perangkap di muara," jelas ahli satwa liar asal Amerika itu, Kamis (12/3/2020).
Pada Kamis sore perangkap yang akan digunakan Galante telah dibawa ke Muara. Perangkap itu terbuat dari besi dengan panjang 5 meter dan lebar hampir 2 meter. Di lokasi juga telah ada beberapa drum plastic yang akan digunakan sebagai pelampung perangkap yang akan dipasang di sekitar delta muara.
Galante memilih muara untuk tempat perangkapnya karena juga menjadi lokasi favorit buaya yang jadi target penyelamatan sejak tahun 2017 itu menampakkan diri.
Advertisement