Liputan6.com, Manado - Setelah mengeluarkan surat edaran beberapa waktu lalu tentang pencegahan penyebaran Corona Covid-19, kali ini Keuskupan Manado mengeluarkan edaran bernomor 109/U/SE/III/2020.
"Menyimak perkembangan penyebaran Covid-19 yang semakin meluas, dan memperhatikan protokol pemerintah pusat dan daerah, dengan ini disampaikan imbauan," kata Uskup Keuskupan Manado, Mgr Benedictus ER Untu MSC, akhir pekan lalu.
Advertisement
Baca Juga
Untu mengatakan, dalam situasi yang tidak menentu selama pandemi Corona Covid-19, umat menjaga supaya iman tetap kuat, harapan tetap teguh, dan cinta kasih tetap subur. "Terhitung mulai hari Minggu, 22 Maret 2020 sampai hari Sabtu, 4 April 2020, semua kegiatan yang mengumpulkan umat, ditiadakan," ucapnya.
Kegiatan yang dimaksud ialah perayaan ekaristi, jalan salib, ibadat sabda, pengakuan dosa, latihan koor, dan latihan-latihan lainnya. Para imam, kata Untu, merayakan ekaristi secara pribadi untuk kepentingan seluruh umat beriman, baik misa harian pun misa hari Minggu dan hari Raya.
Sementara itu, Uskup menuturkan, untuk melaksanakan, mengembangkan kehidupan iman, sambil membangun ecclesia domestica (gereja tumah tangga), umat tetap beribadah di rumah sebagai satu keluarga, sambil mempergunakan tuntunan-tuntunan tertulis yang dibuat oleh para pastor di tingkat paroki ataupun komisi di tingkat keuskupan.
"Juga sambil mengikuti perayaan-perayaan yang disiarkan secara online atau live streaming oleh lembaga-lembaga yang dapat dipercaya," imbuh Untu.
Menindaklanjuti surat edaran tersebut, pelaksanaan misa hari Minggu pagi (22/03/2020) di gereja Katedral Manado, dilaksanakan melalui fasilitas live streaming.
Simak Video Pilihan Berikut:
Perayaan Ekaristi Ditiadakan di Sikka
Menghadapi wabah virus Corona Covid 19 Uskup Maumere Edwaldus Martinus Sedu mengajak semua umat untuk tetap bijaksana dan tenang, tidak panik dalam menyikapi berbagai informasi mengenai penularan dan penyebarannya.
Uskup Maumere Edwaldus Martinus Sedu mengeluarkan seruan pastoral kepada seluruh umat di keuskupan Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur terkait Covid 19. Salah satunya yakni meniadakan misa atau perayaan ekaristi.
Terhitung sejak Jumat (20/3/2020) sampai dengan Jumat (3/4/2020) segala aktivitas gereja yang melibatkan banyak orang ditiadakan. Seruan ini juga ditujukan kepada para Imam, Biarawan-Biarawati dan umat Katolik di Keuskupan Maumere.
Ada tiga poin penting yang disampaikan dalam seruan pastoral tersebut. Terhitung sejak Jumat (20/3/2020) sampai Jumat (3/4/2020), segala aktivitas gerejani yang melibatkan banyak orang ditiadakan.
Kegiatan gerejani yang ditiadakan yakni Ekaristi Harian, Ekaristi Hari Minggu, Ekaristi Pemakaman, Ekaristi Peringatan Arwah dan Ibadat lainnya.
Kegiatan lain yang juga ditiadakan seperti pelayanan sakramen pengakuan, ibadat jalan salib, pertemuan malam wajib di KBG dan lingkungan serta stasi.
Kemudian, latihan koor, liturgi persiapan pekan suci, katakese Pra Paskah, serta pelatihan dan pembekalan pastoral komisi, biro, dan lembaga di tingkat keuskupan dan paroki juga ditiadakan.
"Walaupun demikian, aktivitas rohani di tiap-tiap rumah dan komunitas biara tetap dijalankan," ujar Uskup Maumere.
Selanjutnya Uskup Maumere menyerukan apabila dalam kurun waktu 14 hari, ada umat yang meninggal, maka pelayanannya terbatas pada pemberkatan jenazah. Bagi keluarga dan pelayat diharapkan untuk tetap memperhatikan ketentuan-ketentuan kesehatan mengenai penyebaran Covid 19.
Poin lain yang disampaikan, bahwa setelah Jumat (3/4/2020), jika tidak ada ketentuan lain dari pemerintah, maka umat kembali beribadah dan menghadiri perayaan ekaristi di gereja maupun di komunitas.
"Namun jika ada gejala penyakit pernapasan seperti batuk, pilek, sakit tenggorokan, panas tinggi, supaya berdoa dan beristirahat saja di rumah. Ini berlaku juga untuk pastor dan petugas liturgi," tulis Uskup Maumere dalam keterangan resminya.
Â
Advertisement
Persingkat Kegiatan Ibadah
Terkait perayaan ekaristi dan ibadah lain setelah Jumat (3/4/2020), Uskup Maumere berpesan hendaknya tidak bertele-tele. Uskup meminta perhatian agar khotbah singkat 5-7 menit, lagu-lagu proporium tidak harus dinyanyikan semua ayat, kecuali lagu-lagu ordinarium.
Uskup Maumere juga menyinggung strategi psikologis menghindari sentuhan tangan. Kolekte diberikan pada saat sebelum masuk gereja, di mana kotak-kotak kolekte disiapkan di pintu masuk gereja. Air suci di pintu masuk gereja ditiadakan. Petugas pembawa persembahan dipastikan menggunakan antiseptik dan cairan pembersih tangan.
Selain itu, Salam Damai sesudah komuni dilakukan dengan menganggukkan kepala atau membungkukkan badan, tanpa perlu bersalaman atau berjabatan tangan. Umat yang menerima komuni hanya diperkenankan melalui tangan, bukan melalui mulut.
Dalam seruan pastoral, Uskup Maumere juga menguraikan khusus terkait Perayaan Pekan Suci. Disebutkan umat membawa daun palma masing-masing, ritus pembasuhan kaki para rasul ditiadakan, passio dan doa umat meriah pada Jumat Agung didaraskan, penghormatan salib tanpa memegang dan mencium salib, tablo jalan salib ditiadakan, prosesi Logu Sinhor di Kampung Sikka ditiadakan, dan pembaptisan katakumen tidak dilaksanakan pada Malam Paskah.
Sementara itu terkait dua perayaan bersama setelah Hari Raya Paskah yakni Pembaharuan Janji Imamat dan Pemberkatan Minyak-Minyak Suci serta Perayaan Minggu Kerahiman di tingkat Keuskupan, akan diumumkan kemudian.
"Sebagai komunitas umat beriman, mari kita bersatu dalam doa, pantang, puasa, dan amal serta menjadikan diri sebagai pelopor gerakan memerangi wabah Covid 19," ajak Uskup Maumere.