Untung Segunung dari Longyam ala Petambak Madusari Cilacap

Telur, jelas mendatangkan rupiah. Keuntungan itu semakin menggunung jika tiba saatnya memanen ikan, tiap tiga bulan sekali

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 28 Mar 2020, 06:02 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2020, 06:02 WIB
Budidaya longyam alias balong dan ayam membuat petambak lebih untung. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Budidaya longyam alias balong dan ayam membuat petambak lebih untung. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Cilacap - Ayam dan ikan, sama-sama komoditas penting bagi petani. Biasanya, keduanya dipelihara terpisah. Tetapi, di Madusari, Wanareja, Cilacap, petambak mulai menerapkan budidaya Longyam alias balong ayam.

Longyam adalah sebuah cara untuk mengoptimalkan kosongnya lahan atas kolam. Sebaliknya, dengan kolam, kolong kandang ayam akan lebih produktif.

Terbukti, penggabungan peternakan ikan dan budidaya ikan ini membuat petambak lebih untung. Salah satunya adalah Hizi Firmansyah, petambak muda di Madusari.

Hizi mengatakan longyam adalah upaya intensifikasi lahan kolam yang digabungkan dengan peternakan. Sisi atas kolam dibangun kandang ayam petelur, adapun bawahnya adalah kolam pembesaran ikan.

Menurut dia, dengan model budidaya ini, lahan bisa dimanfaatkan lebih maksimal. Keuntungan lain dari budidaya longyam ini adalah suhu kandang rendah. Ikan juga mendapat tambahan makanan dari sisa pakan ayam yang terjatuh ke kolam.

“Lebih menguntungkan,” katanya, beberapa waktu lalu.

Dia menjelaskan, di atas permukaan kolam dibangun tiang penyangga yang terbuat dari cor. Selanjutnya, di atas cor dibangun kandang ayam dengan kayu dan bambu. Ayam dipelihara dengan sistem kandang batre atau tunggal.

“Ayamnya jadi lebih produktif karena tidak banyak bergerak,” ujarnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini:


Model untuk Desa Lain

Budidaya ikan dalam sistem longyam, ikan jadi lebih cepat besar. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Budidaya ikan dalam sistem longyam, ikan jadi lebih cepat besar. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Dengan model budidaya longyam ini, petambak diuntungkan. Keuntungan pertama adalah berkurangnya pakan untuk pembesaran ikan. Selain itu, dengan kolam yang subur, ikan juga akan lebih cepat panen.

Kini dia memelihara sebanyak 400 ekor ayam petelur jenis Leghorn. Tiap pagi, ia memanen sekitar 15 kilogram telur.

Telur, jelas mendatangkan rupiah. Keuntungan itu semakin menggunung jika tiba saatnya memanen ikan, tiap tiga bulan sekali.

“Ikan yang dipelihara campuran. Ada mujaer, tawes sama gurame. Ikannya jadi cepat besar," ucapnya.

Direktur Koperasi Desmantara, Akhmad Fadli mengatakan model yang dikembangkan petani di Madusari adalah sebuah kearifan lokal yang perlu didorong. Terlebih, sektor pertanian terbukti menjadi sektor yang resisten goncangan.

Terlebih saat ini Indonesia tengah menghadapi Corona Covid-19 yang sudah nyaris mewabah seluruh provinsi Indonesia. Pertanian, peternakan dan perikanan adalah penopang komoditas yang paling dibutuhkan masyarakat, yakni makanan.

Menurut dia, terobosan yang dilakukan oleh para petambak menunjukkan bahwa inisiatif warga desa juga bisa meningkatkan produktivitas. Terbukti warga desa mampu menerapkan konsep optimalisasi berbasis potensi.

"Kami sedang berusaha mencari model yang bisa diterapkan di desa-desa dampingan," ucap Fadli.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya