Doa Khusyuk dalam 'Kesepian' Ibadah Minggu Saat Pandemi Covid-19

Bangku-bangku kosong yang kontras dengan kerasnya lagu pujian, serta khotbah lantang pendeta di depan kamera dan laptop menjadi pemandangan ibadah minggu pagi di Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) Jemaat Victory Palu saat pandemi Corona Covid-19.

oleh Heri Susanto diperbarui 06 Apr 2020, 08:00 WIB
Diterbitkan 06 Apr 2020, 08:00 WIB
ibadah minggu di gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) Jemaat Victory Palu
Suasana Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) Jemaat Victory Palu saat digelar ibadah minggu daring, Minggu (5/4/2020). (Foto: Liputan6.com/ Heri Susanto).

Liputan6.com, Palu - Ibadah Minggu umat Kristiani di Palu pada Minggu pagi (5/4/2020) dilangsungkan berbeda. Bangku-bangku kosong yang kontras dengan kerasnya lagu pujian, serta khotbah lantang pendeta di depan kamera dan laptop menjadi pemandangan ibadah minggu pagi di Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) Jemaat Victory Palu untuk memutus rantai penyebaran Corona Covid-19.

Biasanya, Minggu pagi di halaman Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) Jemaat Victory Palu merupakan pagi yang ramai dan hangat karena diwarnai sapaan dan canda antarjemaat yang menunggu dimulainya ibadah. Namun, pemandangan itu pada Minggu pagi (5/4/2020) hilang, saat kekhawatiran merebaknya Covid-19 dan upaya pencegahannya dengan berdiam di rumah menjadi sebuah keharusan.

"Marilah kita siapkan hati, kita akan memulai ibadah sekaligus akan bersama-sama dalam ibadah pembukaan pekan paskah,'' seru Pendeta Tendean di atas altar.

Di dalam Gereja yang terletak di jalan Ki Hajar Dewantoro, Palu itu, baris dan deret bangku tempat biasa jemaat khidmat mendengar khotbah itu kosong. Di sudut lain, pemusik rohani tetap menggemakan pujian, tetap khusyuk seperti minggu-minggu sebelumnya.

Pendeta Jan Elias Tendean, tetap memimpin doa dan berkhotbah. Hanya saja, di depan kamera. Hal ini dilakukan agar para jemaat bisa menyaksikan secara live streaming depan laptop atau gawai mereka di rumah.

Tidak seperti ibadah sebelumnya yang hingga lebih dari 1 jam, ibadah kali ini sekitar 30 menit. Selain puji-pujian paduan suara anak sekolah Minggu atau kaum bapak yang absen dalam ibadah daring ini, prosesi lainnya dalam ibadah tetap dilangsungkan. Selama ibadah, hanya ada 5 orang warga sekitar yang mengikuti di dalam gereja tersebut.

Selepas ibadah digelar, Pendeta Jan Elias Tendean mengungkapkan, ibadah daring (dalam jaringan) atau secara live streaming itu baru pertami kali digelar di tengah pandemi covid-19.

"Minggu yang lalu kami ibadah di rumah-rumah, setelah pemerintah mengeluarkan imbauan menghindari kerumunan baru kami membuat ini (ibadah daring)," kata Pdt Jan Elias Tendean, Gembala Jemaat GKST Victory, Minggu (5/4/2020).

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

Menjaga Suka Cita Ibadah

Pdt Jan Elias Tendean sedang berkhotbah
Pdt Jan Elias Tendean, Gembala Jemaat GKST Victory, sedang memimpin ibadah di antara pemusik rohani yang juga disiarkan live streaming, Minggu (5/4/2020). (Foto: Aldrim Thalara)

Gembala Jemaat GKST Victory, Pdt Jan Elias Tendean menilai kesakralan dan khidmat ibadah yang digelar daring itu tidak berkurang. Malahan punya nilai lebih karena turut menjadi bagian dari penyelamatan banyak orang di tengah mewabahnya Covid-19.

Terlebih, telah ada imbauan dari pemerintah, Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia, dan Majelis Sinode Gereja Kristen Sulawesi Tengah melalui surat penggembalaan.

"Kami dengan suka cita dan bersukur kepada Tuhan dengan keterbatasan peralatan tetap bisa menggelar ibadah daring. Ini kami lakukan sebagai umat Tuhan dan warga masyarakat untuk bersama-sama membantu memutus penyebaran Covid-19," kata Pdt Jan Elias Tendean.

Selain ibadah Minggu, ibadah-ibadah lain untuk Jemaat GKST Victory seperti Paskah atau Jumat Agung pada Jumat mendatang juga tetap akan diberlangsungkan secara daring. Para jemaat diminta tetap mengikuti ibadah meski daring dan mendoakan agar virus yang tengah menimbulkan kecemasan itu segera hilang.

Jemaat juga diminta mengikuti anjuran pemerintah untuk penanganan virus tersebut, terutama menaati imbauan saling menjaga jarak interaksi fisik dan tidak berkumpul.  Sementara pihak gereja tetap menunggu kepututusan lanjutan dari pemerintah dan berharap kondisi segera pulih sediakala.

"Doa kami dan para jemaat tetap sama seperti semua, agar virus tersebut segera berhenti mewabah. Dengan begitu kita bisa berkumpul lagi, termasuk di rumah Tuhan ini, melepas rindu," Pdt Jan Elias Tendean berharap.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya