Liputan6.com, Banyumas - Wabah Corona berdampak ke nyaris semua sektor, tak terkecuali pangan. Banyak pihak khawatir, punic buying alias aksi borong oleh konsumen bakal terjadi saat pandemi Covid-19 memburuk.
Sama seperti wilayah lainnya, eks-Karesidenan Banyumas, Jawa Tengah pun terdampak Covid-19. Terlebih, wilayah ini berada di jalur strategis lintas Jawa. Kota Purwokerto misalnya, adalah rumah untuk puluhan ribu mahasiswa dari penjuru tanah air dan mancanegara.
Advertisement
Baca Juga
Kekhawatiran aksi borong bahan pangan pokok pun sempat merebak di Banyumas. Tetapi, hal itu lantas ditepis oleh Bulog. Bahkan, Bulog Subdivisi regional (Subdivre) IV Banyumas menjamin persediaan atau cadangan beras di wilayah ini aman hingga empat bulan mendatang, meski diterjang pandemi Corona.
Kepala Bulog Subdivre IV Banyumas, Dani Satrio mengatakan cadangan beras itu sedianya dipersiapkan untuk mengantisipasi lonjakan permintaan menjelang Ramadan dan Idul Fitiri, serta mengantisipasi lonjakan harga.
“Kalau beras kita aman, Mas. Aman sekitar untuk empat bulan,” katanya, akhir Maret 2020 lalu.
Akan tetapi, lantaran terjadi pandemi Covid-19, cadangan beras ini sekaligus untuk menjamin ketersediaan beras selama situasi belum membaik. Kondisi ini diyakini tak akan mengganggu cadangan beras Subdivre IV Banyumas.
Harga Bahan Pokok di Banyumas
Dani yakin, cadangan beras untuk empat kabupaten, meliputi Banyumas, Banjarnegara, Cilacap dan Purbalingga ini sangat aman.
Dani mengemukakan, harga beras kualitas medium cukup stabil. Beras medium dijual Bulog seharga Rp8.100 per kilogram. Beras itu diecerkan dengan harga kisaran Rp8.500.
Adapun beras kualitas premium tergantung jenisnya. Ada yang berharga Rp12 ribu per kilogram, atau lebih.
Dani menjanjikan personel Bulog Banyumas juga sudah siap jika sewaktu-waktu dibutuhkan untuk menyuplai beras di wilayah yang membutuhkan. Itu termasuk ke bahan pokok lainnya, seperti gula.
“Pokoknya, situasi apapun yang membutuhkan kita perlu stok, kita sudah siap kok. Personel juga sudah siap,” dia menegaskan.
Keyakinan keamanan cadangan pangan ini juga dipengaruhi masa panen raya di wilayah ini yang dijadwalkan dimulai pada akhir Maret hingga April 2020.
Serapan gabah yang dilakukan Bulog ini dilakukan untuk memperkuat cadangan pangan di wilayah ini. Selain itu, Bulog menyerap gabah sebagai salah satu upaya stabilisasi harga, baik di tingkat petani maupun di pasaran.
Advertisement
Bulog Target Serap 29 Ribu Ton Gabah di Banyumas Raya
Tahun ini Bulog menarget menyerap sebanyak 29 ribu ton beras. Serapan akan digenjot pada panen musim tanam pertama (MT 1) ini.
Dani optimis target serapan gabah akan terpenuhi. Pasalnya, empat kabupaten di wilayah eks-karesidenan Banyumas ini dikenal sebagai lumbung pangan nasional. Bahkan, beras dan gabah dari wilayah ini juga dijual hingga keluar daerah.
“Cadangan beras kita sampai bulan puasa sampai lebaran aman. Sudah diperhitungkan,” ucapnya.
Dia pun menjamin Bulog akan siap melakukan operasi pasar jika sewaktu-waktu dibutuhkan. Operasi pasar akan dilakukan jika terjadi kelangkaan bahan pokok yang berakibat kepada melonjaknya harga.
Tak berbeda dengan wilayah lainnya, Banyumas pun dalam kondisi waspada Corona. Hingga Selasa, 7 April 2020, di Banyumas terdapat 1.578 orang dalam pemantauan (ODP), dengan rincian 1.361 dalam pemantauan dan 217 lainnya selesai pemantauan.
Jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) yakni 70 orang, dengan rincian 31 hasil lab negatif, 38 orang masih menunggu hasil lab, dan satu orang meninggal dunia.
Adapun jumlah kasus positif Covid-19 di Banyumas mencapai enam orang, dengan rincian dua sembuh, dua dalam perawatan dan dua lainnya meninggal dunia.
Simak video pilihan berikut ini: