Masyarakat Ujung Tombak Pemutus Rantai Penularan Corona COVID-19

Kepatuhan masyarakat untuk mengikuti imbauan pemerintah dengan berdiam diri di rumah, menjaga jarak, tidak berkerumun, rajin cuci tangan dan menggunakan masker, menjadi faktor penting untuk memutus peularan virus Corona COVID-19.

oleh Reza Efendi diperbarui 11 Apr 2020, 15:34 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2020, 15:34 WIB
Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Sumut, Aris Yudhariansyah
Masyarakat merupakan ujung tombak untuk memutus rantai penularan virus Corona COVID-19

Liputan6.com, Medan Kepatuhan masyarakat untuk mengikuti imbauan pemerintah dengan berdiam diri di rumah, menjaga jarak, tidak berkerumun, rajin cuci tangan dan menggunakan masker, menjadi faktor penting untuk memutus peularan virus Corona COVID-19.

Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Sumut, Aris Yudhariansyah mengatakan, masyarakat merupakan ujung tombak untuk memutus rantai penularan virus Corona COVID-19.

"Saya ingatkan sekali lagi, jaga jarak, jangan berdekatan, hindari tempat berkumpul yang padat. Lebih aman di rumah," kata Aris, Sabtu (11/4/2020).

Diungkapkan Aris, untuk mengurangi kecemasan atau gangguan psikologis akibat pandemi virus Corona OVID-19, masyarakat dianjurkan melakukan relaksasi berpikir positif dan berbicara pada orang yang dapat dipercaya.

"Kemudian susunlah rencana aktivitas dan kegiatan harian selama bekerja dari rumah," ujarnya.

Jika harus menjalankan karantina di rumah, sebaiknya mengikuti standar operasional prosedur serta menjaga pola hidup sehat, seperti makan makanan dengan gizi seimbang, istirahat yang cukup dan gerakan fisik yang disesuaikan.

"Hindari konsumsi tembakau, alkohol atau obat-obatan lain untuk mengatasi perasaan sedih, marah atau stres yang dirasakan," ucapnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan juga video pilihan berikut:


Saran Kepada Masyarakat

Petugas Medis Tangani Pasien Virus Corona di Ruang ICU RS Wuhan
Petugas medis dari Provinsi Jiangsu bekerja di sebuah bangsal ICU Rumah Sakit Pertama Kota Wuhan di Wuhan, Provinsi Hubei, 22 Februari 2020. Para tenaga medis dari seluruh China telah mengerahkan upaya terbaik mereka untuk mengobati para pasien COVID-19 di rumah sakit tersebut. (Xinhua/Xiao Yijiu)

Aris juga menyarankan, jika merasa tidak sanggup mengatasi sendiri, dapat menghubungi tenaga sosial ataupun orang yang dapat dipercaya seperti tokoh agama maupun masyarakat. Jika diperlukan, rujuk ke fasilitas kesehatan untuk mencari pertolongan masalah kesehatan psikologis.

Selain itu, kurangi waktu menonton atau mendengarkan berita yang meresahkan mengenai virus Corona COVID-19. Dapatkan fakta-fakta yang tepat tentang penyakit dan risiko yang diderita serta cara pencegahanya melalui sumber terpercaya.

"Sebagai sumber informasi seperti situs web WHO, Kemenkes, atau Pemerintah Provinsi," sarannya.

Kemudian, sebaiknya anak-anak tidak terpisah dari keluarga. Kecuali untuk alasan pengobatan dan pencegahan penularan. Jika terpaksa dilakukan, harus ada alternatif yang aman dan meyakinkan.

"Kontak dengan keluarga harus tetap terjaga dan memastikan tetap berjalannya langkah pengasuhan dan perlindungan anak," sebutnya.

Aris juga mengajak masyarakat agar memberikan semangat dan doa kepada para tenaga kesehatan yang bertugas menangani pasien virus Corona COVID-19. Apalagi hingga tanggal 9 April 2020, sudah ada 19 dokter dan 10 perawat yang gugur saat menjalankan tugasnya.

"Marilah kita berikan doa dan dukungan kepada para dokter dan para perawat, agar tetap sehat dan kuat dalam melaksanakan tugas," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya