Mencari Hilal di Balik Awan Tebal Langit Sulteng

Observasi atau pemantauan hilal yang dilakukan Kantor Geofisika Palu bersama Kemenag Sulteng di Desa Marana, Donggala terhalang awan tebal.

oleh Heri Susanto diperbarui 23 Apr 2020, 19:08 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2020, 19:06 WIB
pemantauan hilal di desa marana
Pemantauan hilal di desa Marana, Donggala oleh tim dari Kemenag Sulteng dan Petugas Stasiun Geofisika Palu, Kamis (23/4/2020). (Foto: Humas Kantor Stas. Geofisika Palu).

Liputan6.com, Palu Observasi atau pemantauan hilal yang dilakukan Petugas Kantor Geofisika Palu bersama Kemenag Sulteng di Desa Marana, Donggala terhalang awan tebal.

Pihak Kantor Geofisika Palu melalui Kepala Seksi Observasi, Bambang Haryono menjelaskan pemantauan yang dilakukan tim dari Kemenag Sulteng bersama petugas Kantor Geofisika Palu dilakukan di lokasi pemantauan di pesisir Desa Marana, Kabupaten Donggala.

Observasi yang dimulai sekitar pukul 17.00 Wita itu tidak berhasil melihat penampakan hilal lantaran awan tebal di lokasi. Ketinggian yang teramati oleh petugas di lokasi hanya 3 derajat.

"Ketinggian ideal untuk dapat melihat hilal yakni 5 sampai dengan 7 derajat. Kondisinya berawan di sana jadi sulit diamati," Bambang Haryono menjelaskan, Kamis (23/4/2020).

Walau begitu Bambang menegaskan, pihak berwenang yang bisa mengumumkan awal Ramadan adalah Kementerian Agama RI.

Pemantauan hilal yang dilakukan di Marana sendiri berbeda pada kali ini. Jika biasanya pemantauan melibatkan banyak orang, kali ini hanya 10 orang petugas saja karena pandemic Covid-19.

"Kali ini hanya melibatkan Kemenag Sulteng dan Petugas Geofisika Palu dengan prosedur pencegahan Covid-19," tutur Bambang lagi.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya