Ketua RT di Palembang Terkejut Ada Warganya Positif Covid-19

Salah satu warga RT 04 Kelurahan 2 Ilir Palembang Sumsel dijemput pihak rumah sakit karena terpapar Corona Covid-19.

oleh Nefri Inge diperbarui 26 Apr 2020, 10:20 WIB
Diterbitkan 26 Apr 2020, 07:30 WIB
Pasien Positif Covid-19 di Palembang Jadi Warga Ilegal Selama 4 Tahun
Warga RT 04 Kelurahan 2 Ilir Palembang Sumsel menutup ruas jalan di sekitar rumah kontrakan pasien Covid-19 (Liputan6.com / Nefri Inge)

Liputan6.com, Palembang - Pasien positif Corona Covid-19 di Kota Palembang kembali bertambah. Kali ini, seorang pasien positif Covid-19 dijemput di kediamannya, di Kelurahan 2 Ilir, Kecamatan Ilir Timur II Palembang Sumatera Selatan (Sumsel).

Penjemputan ini dilakukan pada hari Jumat (24/4/2020) malam di rumah kontrakannya. Informasi penjemputan pasien Covid-19, ternyata baru diketahui Ketua RT 04 Kelurahan 2 Ilir Novi Trisnawati (38) pada Sabtu (25/4/2020) subuh.

Informasi salah satu warganya yang positif Covid-19, baru diketahui Novi dari seorang warganya melalui aplikasi chatting WhatsApp.

Saat mendengar nama pasien, Novi pun tampak kebingungan. Karena dia tidak pernah mendata warganya selama menjabat sebagai Ketua RT 04.

"Saya tidak tahu dengan sosok AN, mendengar namanya juga asing. Jadi pada Sabtu pagi, saya datangi rumah kontrakan AN, yang masih dihuni oleh istri AN yaitu LM (39)," ucapnya kepada Liputan6.com.

Ketika Novi menanyakan kepada LM, ternyata mereka sudah empat tahun tinggal di rumah kontrakannya tersebut. Selama tinggal di sana, LM mengakui tidak pernah melapor ke pihak RT.

Meskipun sudah beberapa tahun tinggal di salah satu perkampungan di Kelurahan 2 Ilir Palembang, identitas di Kartu Tanda Penduduk (KTP) suami istri tersebut masih berada di kawasan Plaju Palembang.

"Sudah empat tahun tinggal di kampung ini, AN dan LM juga tidak pernah melapor ke Ketua RT 04 sebelumnya. Karena mantan Ketua RT 04 juga tidak mengetahui identitas keluarga AN," ungkapnya.

Menurut pengakuan LM, suaminya sempat dirawat di Rumah Sakit (RS) Pusri Palembang karena didiagnosa mengidap penyakit TB Paru. Setelah satu minggu dirawat, AN diperbolehkan pulang pada hari Kamis (23/4/2020).

Namun pada Jumat sore, AN mendapat telepon dari pihak rumah sakit jika hasil laboratorium menunjukkan positif Covid-19. Tak lama kemudian, AN dijemput oleh mobil ambulans dari pihak rumah sakit.

"Kita juga tidak tahu saat penjemputan pasien, istri LM juga tidak melapor ke pihak RT maupun kelurahan," ujarnya.

Karena berinteraksi langsung dengan pasien, LM akhirnya diminta untuk mengisolasi diri secara mandiri di rumahnya. Sedangkan anaknya yaitu RA (1,5), saat ini sedang dititipkan di rumah keluarganya di Kota Palembang.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Tutup Ruas Jalan

Pasien Positif Covid-19 di Palembang Jadi Warga Ilegal Selama 4 Tahun
Salah satu warga RT 04 Kelurahan 2 Ilir Palembang terpaksa memutar jalan, karena lorong di dekat rumahnya ditutup usai salah satu warga terpapar Covid-19 (Liputan6.com / Nefri Inge)

Para warga mengetahui, jika AN bekerja sebagai pengemudi ojek online dan LM berprofesi sebagai bidan di RS Pusri Palembang.

"Anak pasien sementara negatif Covid-19, tapi LM sendiri akan diperiksa secara rutin oleh tim tenaga medis di rumahnya," ucapnya.

Usai penjemputan pasien Covid-19, para warga langsung menutup jalan di seputaran rumah kontrakan pasien.

Pihak RT 04 juga langsung melakukan penyemprotan disinfektan, di seluruh rumah warga RT 04 Palembang. Untuk mencegah penularan Corona Covid-19 ke warga lainnya.

"Saya mengimbau kepada seluruh warga, agar jangan mengucilkan keluarga pasien. Tetap di rumah dan jaga kesehatan. Saya juga meminta LM untuk menghubungi saya, jika butuh apa pun selama isolasi mandiri," ujarnya.

Kurang Bersosialisasi

Pasien Positif Covid-19 di Palembang Jadi Warga Ilegal Selama 4 Tahun
Himbauan tentang penerapan Work From Home (WFH) dipasang di setiap perkampungan di Palembang (Liputan6.com / Nefri Inge)

Taufik Rahman (41), warga RT 04 Kelurahan 2 Ilir Palembang mengungkapkan, jika AN tidak terlalu mau bersosialisasi dengan tetangga sekitar.

Sedangkan istri AN, selalu pergi dinas pada pagi hari dan pulang di malam hari. Namun berbeda dengan AN, istrinya tersebut tampak sering berkomunikasi dengan tetangga sekitar.

"Kalau AN lebih tertutup dan kurang mau bersosialisasi. Saya pernah memanggilnya untuk sekedar mengobrol, tapi dia tidak pernah mau," ucapnya.

Setelah Taufik mengetahui jika AN positif terpapar Covid-19, dia langsung mengisolasi anak istrinya lebih ketat. Terlebih jarak antara rumah Taufik dan rumah kontrakan AN, cukup berdekatan.

Bahkan, anak-anak Taufik pun tampak ketakutan, karena salah satu tetangganya terpapar Covid-19.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya