Liputan6.com, Pasangkayu - Banjir bandang melanda Desa Ompi, Kecamatan Bulutaba, Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat pada Sabtu (02/05/2020) malam. Instensitas hujan yang cukup tinggi di hulu sungai Lariang sejak beberapa hari yang lalu mengakibatkan sungai meluap.
Kapolres Mamuju Utara AKBP Leo H Siagian mengatakan, pihaknya bersama TNI dan BPBD Pasangkayu baru turun untuk mengevakuasi warga keesokan harinya. Ketinggian banjir di Desa Ompi mencapai dua meter, mengakibatkan warga terjebak di atas rumah mereka yang kebanyakan berupa rumah panggung.
"Kami mengevakuasi warga yang barada di beberapa rumah di Dusun Pagana, dimana masyarakat terjebak di dalam rumah mereka karena banjir yang datang secara tiba-tiba. Kemudian kami evakuasi ke jalan poros desa di mesjid Al Tawakkal," kata Leo saat dihubungi Liputan6.com, Minggu (03/05/2020) malam.
Advertisement
Baca Juga
Leo menambahkan, mereka cukup kesulitan mengevakuasi warga karena arus banjir cukup deras. Proses evakuasi hari pertama baru mencakup satu dusun, sementara tiga dusun lainnya akan dilanjutkan besok.
"Sedangkan untuk warga Dusun Tata, Benteng dan Buluhera, kami belum sentuh, karena derasnya arus yang tidak bisa dilewati," jelas Leo.
Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Pasangkayu Andi Rudi mengatakan, warga yang terdampak banjir di Desa Ompi sebanyak 228 kepala keluarga (KK) yang tersebar di empat dusun. Namun, baru satu dusun yang berhasil dievakuasi.
"Besok kami akan turun lagi memantau di Desa Ompi, mengingat arus cukup deras dan air sungai Lariang terus naik karena tingginya curah hujan hari ini. Untuk sementara tidak ada korban jiwa," Andi menjelaskan.
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Salurkan Bantuan dan Dirikan Dapur Umum
Pihak Polres Mamuju Utara dan sejumlah instansi terkait datang ke lokasi banjir di Desa Ompi tidak hanya membawa alat evakuasi, mereka juga membawa sejumlah sembako yang akan disalurkan kepada warga yang terdampak banjir.
"Kami tergerak memberi bantuan setelah mendengar informasi bahwa Desa Ompi kebanjiran dan warganya tidak bisa kemana-mana mencari sembako, karena akses masuk lewat darat tidak bisa ditembus oleh kendaraan," kata Leo.
Bantuan sembako yang dibawa harus dipanggul beberapa kilo meter untuk sampai ke tempat evakuasi. Karena beberapa titik tergenang air yang cukup tinggi, mencapai satu meter lebih.
Selain membawa bantuan sembako, mereka juga membangun dapur umum untuk memudahkan masyarakat ketika membutuhkan konsumsi. Apa lagi rumah warga masih terendam banjir setinggi 2 meter yang belum surut hingga saat ini.
"Melihat situasi banjir di Desa Ompi yang belum juga surut, sehingga hati kami terketuk untuk membuat dapur umum di sekitar lokasi tempat warga dievakuasi dekat Mesjid Al Tawakal," kata Leo.
Leo berharap banjir di Desa Ompi segera surut, sehingga ia bersama tim bisa mengevakuasi warga lainnya yang masih terjebak. Masih terdapat ratusan KK yang belum dievakuasi.
Advertisement