Survei PSBB Bandung: Warga Lebih Takut Kehilangan Pekerjaan daripada Virus Corona

Menurut hasil survei tersebut, sebagian orang ternyata lebih khawatir kehilangan pekerjaan dibandingkan terpapar virus corona (Covid-19).

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 05 Mei 2020, 22:00 WIB
Diterbitkan 05 Mei 2020, 22:00 WIB
PSBB Bandung Raya
Sejumlah aparat kepolisian memeriksa pengendara yang melintas di Kota Bandung, saat diberlakukannya Pembatasa Sosial Berskala Besar (PSBB), Rabu (22/4/2020). (Humas Kota Bandung)

Liputan6.com, Bandung - Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Perhubungan melakukan survei terhadap sejumlah orang pada pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Menurut hasil survei tersebut, sebagian orang ternyata lebih khawatir kehilangan pekerjaan dibandingkan terpapar virus corona (Covid-19).

Survei menggunakan metode Road Side Interview (RSI). Dalam survei ini, petugas menghentikan kendaraan lalu mewawancarai langsung pengemudi. Selain itu, pengemudi juga mengisi sejumlah pertanyaan di formulir yang sudah disiapkan.

"Hasilnya, sekitar 62 persen responden khawatir kehilangan pekerjaan. Sedangkan 26 persen khawatir penghasilannya berkurang. Hanya ada 10 persen yang khawatir tertular virus dan 2 persen yang khawatir mati," kata Kepala Bidang Manajemen Transportasi dan Parkir Dishub Kota Bandung Khairul Rizal dalam keterangan resminya, Selasa (5/5/2020).

Rizal menjelaskan, survei dilakukan di delapan titik pemeriksaan kendaraan selama PSBB. Dari setiap titik diperoleh 30-40 responden dengan total berjumlah 310 responden.

Adapun status pekerjaan responden antara lain wirausaha sebesar 37 persen, karyawan swasta (32 persen), buruh lepas (13 persen), lainnya (8 persen), PNS, TNI, Polri (7 persen).

Rizal menuturkan, pertanyaan dalam survei berasal dari Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan (Bapelitbang) Kota Bandung. Dalam survei tersebut, tujuan perjalanan masih didominasi oleh orang yang hendak bekerja yaitu sebanyak 46 persen. Sedangkan belanja (18 persen) pulang ke rumah (16 persen), dan sisanya variatif.

"Durasi keluar rumah responden yang kami survei lebih dari 6 jam itu 75 persen. Sisanya di bawah dua jam," tuturnya.

Sebagian besar responden juga mengaku telah mengetahui PSBB. Namun hanya 81 persen yang mengetahui aturan PSBB. Sisanya mengakui belum mengetahuinya.

Selain survei tersebut, Dishub Kota Bandung juga melakukan survei traffic counting pada delapan titik pemeriksaan dan pintu tol. Hasilnya, selama PSBB diberlakukan, terjadi penurunan kendaraan masuk ke Kota Bandung rata-rata sekitar 13%. Meskipun peningkatan kembali terjadi di hari ke 6 dan 8 PSBB dengan rata-rata kenaikan sampai 42 persen dengan dominasi sepeda motor.

Selain itu, penurunan juga terjadi pada kendaraan yang keluar dari Kota Bandung. Penurunan terbesar terjadi di Gerbang Tol Pasirkoja. Sebelum PSBB kendaraan yang keluar sebanyak 7.974, sedangkan setelah PSBB menjadi sekitar 3.000an. Sedangkan, dari Gerbang Tol Pasteur, jika sebelum PSBB kendaraan keluar 22.000an setelah PSBB menjadi 17.000an.

Simak Video Pilihan Berikut Ini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya