Liputan6.com, Bandung - Masker dan sarung tangan saat ini menjadi barang dagangan yang paling banyak ditemui di sepanjang jalan. Salah satu lokasi transaksi jual beli benda tersebut ada di check point pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Sejak wabah virus Corona (Covid-19) melanda, Ade terpaksa kehilangan mata pencahariannya. Wanita yang bekerja sebagai pedagang makanan di kawasan Gasibu ini beralih jadi penjual masker dan sarung tangan.
"Awalnya saya dagang makanan di Gasibu, kadang ke pasar kaget juga. Tapi berhubung ada PSBB, kegiatannya dihentikan sementara," ucap Ade saat ditemui di kawasan Rajawali, Kota Bandung, Rabu (6/5/2020).
Advertisement
Karena tak bisa melanjutkan usaha makanan, Ade pun memilih mencari ladang rezeki dengan berjualan masker dan sarung tangan. Check point atau titik pemeriksaan petugas gabungan saat PSBB di Jalan Rajawali menjadi lokasi ia berjualan.
Baca Juga
Sasaran penjual masker dan sarung tangan seperti Ade jelas. Mereka yang akan memasuki pos pemeriksaan dan belum mematuhi protokol kesehatan selama berkendara di masa PSBB.
Harga sarung tangan yang ditawarkan Ade Rp10.000. Sedangkan masker ia jual dengan harga Rp5.000
Menurut pengakuan Ade, selama berjualan masker dan sarung tangan dalam sehari Ade bisa mengantongi keuntungan hingga Rp150.000. Padahal ia baru beberapa hari berjualan di sekitaran lokasi pemeriksaan PSBB.
"Kalau lagi kondisi cuaca bagus (tidak hujan) dan banyak yang belum pakai, hasilnya lumayan," tuturnya.
Ade mengaku terpaksa harus keluar rumah di saat adanya kebijakan PSBB. Namun dengan kondisi suami yang baru dirumahkan, mau tak mau ia memilih berjualan.
"Buat cari penghasilan ya akhirnya jual sarung tangan sama masker ini. Apalagi suami juga baru dirumahkan dari pekerjaannya," tuturnya.