Liputan6.com, Gorontalo - Ikan goreng Bilendango, begitu masyarakat Gorontalo menyebutnya. Kuliner khas Goronyalo yang hanya muncul saat Ramadan ini jadi menu favorit masyarakat saat sahur.
Ikan Bilendango merupakan olahan ikan mujair yang identik dengan rasa pedas. Menu ini punya sensasi rasa yang unik saat dimakan. Proses pembuatannya juga menarik. Ikan digoreng menggunakan alas daun pisang. Ikan yang dipilih biasanya ikan mujair, karena ikan jenis ini punya tekstur daging yang lembut dan mampu menyerap bumbu dan rempah.
Baca Juga
Bahan yang digunakan dalam olahan ikan ini mudah didapat di pasar, di antaranya cabai merah, bawang merah, dan tomat yang dihaluskan bersama. Tambahkan garam untuk menambah cita rasa.
Advertisement
Ikan yang sudah siap, kemudian dibelah dan dilumuri dari berbagai bumbu yang sudah diolah tadi dibagian dalamnya. Selanjutnya digoreng, namun hanya bagian belakang ikan saja tanpa harus dibalik.
Yanti Otane, salah satu pengusaha rumah makan di wilayah Gorontalo mengatakan, biasanya saat Ramadan, banyak orang bahkan dari luar Gorontalo yang mencari ikan Bilendango. Namun karena pandemi Covid-19 pembeli jadi sepi.
Yusni Mahmud warga Gorontalo lainnya mengatakan, Bilendango sangat pas untuk sajian santap sahur. Menurutnya, ikan goreng Bilendango pedas hanya ada di Gorontalo, sebab mengunakan cabai rawit samia khas Gorontalo yang pedasnya berbeda dengan cabai daerah lain.
"Inilah yang membuat Bilendango berbeda, karena mengunakan cabai rawit samia pedas khas Gorontalo juga," tuturnya.
Namun, seiring berjalanya waktu, olahan ini sudah banyak mulai dimodifikasi oleh rumah-rumah makan. Mereka sudah menambahkan olahan bumbu dan kreasi lainya yang membuat ciri khas asli Bilendango Gorontalo sudah jarang ditemukan.
"Memang banyak saat ini olahan bilendango, tetapi sudah dimodifikasi dengan mencampurkan bumbu-bumbu lainya yang menghilangkan keaslian cita rasa sebenarnya," jelasnya.
Di tempat berbeda, warga Maluku Utara, Afrid Hasan mengaku olahan Bilendango memang gurih dan menantang saat disantap. Rasa pedas dan bumbu yang meresap di dalam daging memberikan sensasi yang berbeda.
"Memang beda, rasa pedasnya tercampur dengan bumbu yang membuat masakan ini sangat gurih dan lezat," tandasnya.