Liputan6.com, Bandung Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat Dedi Taufik mengaku terus merancang strategi untuk memulihkan, termasuk membuat mitigasi di sektor ini setelah pandemi virus Corona (Covid-19) berakhir.
Sejauh ini, kata dia, ada tiga tahap dan pemetaan yang sudah dibuat. Yakni, fase tanggap darurat, fase pemulihan dan normalisasi.
Pada tahap tanggap darurat, pihaknya melakukan upaya untuk menekan dampak buruk yang terjadi. Salah satu langkah yang diambil adalah berkoordinasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta pemerintah kabupaten kota untuk membantu para pekerja, termasuk mendorong kebijakan fiskal bagi pelaku pariwisata berdasarkan permohonan asosiasi.
Advertisement
“Berdasarkan permohonan itu, pihak kementerian melakukan refocusing anggaran untuk membantu para pekerja yang terdampak. Alhamdulillah, Jabar mendapat bantuan dengan kuota 36 ribu pax bahan makanan pokok bantuan kerohiman dari Kemenparkraf untuk pekerja yang terdampak,” katanya dalam siaran pers yang diterima Liputan6.com, Rabu (13/5/2020).
Dedi mengakui, bantuan ini hanya bersifat sementara dan tidak bisa menyelesaikan persoalan. Namun, jika dilihat dari sisi psikologis, maka hal ini diharapkan bisa berpengaruh positif dan meringankan beban kepada para pekerja yang dirumahkan.
Kemudian, pada fase pemulihan, direncanakan dilakukan pada Juni hingga Desember 2020. Ia berharap, pandemi ini bisa segera berakhir agar bisa fokus mendorong bergeraknya industri pariwisata dan ekonomi kreatif.
Di awal fase ini, ada konsep new normal pada promosi dengan sasaran pariwisata pasar domestik yang dibagi ke dalam beberapa bagian daerah.
“Tentu saja ada penerapan protokol kesehatan yang ketat. Kita berharap dalam fase pemulihan sudah mulai mengedepankan quality tourism. Dorongan kepada masyarakat ini nantinya diarahkan pada destinasi wisata alam terbuka,” ujar Dedi.
Di sektor ekonomi kreatif, pihaknya akan mendorong produk yang dihasilkan lebih mengutamakan faktor kesehatan. Salah satu contohnya, destinasi kuliner khas daerah yang memiliki kandungan yang sehat.
“Tentu sasaran pasarnya semua kalangan usia, tapi fokusnya ke pasar milenial. Pada masa fase pemulihan ini, salah satu yang menjadi target adalah memperbanyak mice. Ini harus ada kerjasama antara pemerintah dan asosiasi agar industri pariwisata bisa kembali bangkit,” katanya.
Total 48.289 Dirumahkan
Selama pandemi Covid-19, diakui Dedi sektor usaha di sektor pariwisata Jawa Barat mengalami pelemahan hingga berdampak pada dirumahkannya tenaga kerja. Pihaknya mencatat, sedikitnya ada 48.289 pekerja yang dirumahkan akibat wabah virus ini.
Dari jumlah tersebut, pekerja di bidang destinasi dirumahkan sebanyak 5.179 orang. Sedangkan, pekerja di bidang hotel 12.143 orang dari total 2.768 lembaga usaha.
Kemudian, pekerja di bidang usaha restoran sebanyak 1.179 orang, pekerja ekonomi kreatif sebanyak 14.991 orang. Lalu, pekerja di bidang biro perjalanan sebanyak 1.107 dan pekerja seni budaya sebanyak 14,721 orang.
Dedi mengatakan, pandemi yang terjadi berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, khususnya sektor pariwisata yang pertumbuhannya tercatat -3 persen atau berdampak pada inflasi sebesar 0,244 persen.
Para pelaku di industri ini, termasuk hotel, restoran, industri ekonomi kreatif hingga usaha non formal banyak yang mengambil kebijakan untuk merumahkan para pekerjanya.
“Penurunan drastis bahkan hampir merata di seluruh (provinsi) Jawa Barat. Mereka para pelaku industri memutuskan untuk menutup dan tidak ada aktivitas yang signifikan dalam kegiatan ekonomi,” kata Dedi.
Simak video pilihan di bawah ini:
Advertisement