Kisah Haru Nenek Ina Djara, Bertahan Hidup dalam Gubuk Reyot di Tengah Pandemi

Di gubuk reyot, nenek 84 tahun itu hidup bersama seorang anak perempuannya dan seorang cucu. Kondisi rumahnya sangat memprihatikan.

oleh Ola Keda diperbarui 21 Mei 2020, 03:00 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2020, 03:00 WIB
Warga terdampak covid-19
Foto : Ina Djara (duduk) bersama anak perempuan dan cucunya di gubuk reyot mereka di Kelurahan Fontein, Kota Kupang (Liputan6.com/Ola Keda)

Liputan6.com, Kupang - Masih banyak kaum miskin kota yang bertahan hidup seadanya di tengah pandemi covid-19. Ina Djara, misalnya. Warga Kelurahan Fontein, Kota Kupang, NTT menjadi salah satu dari sekian banyak warga yang terdampak virus mematikan itu.

Di gubuk reyot, nenek 84 tahun itu hidup bersama seorang anak perempuannya dan seorang cucu. Kondisi rumahnya sangat memprihatikan. Rumah berwarna biru tersebut dibuat seadanya dengan bahan bebak dan seng bekas. Sebagian lantai rumah terbuat dari semen kasar dan sebagiannya hanya berlantai tanah.

Tak ada yang istimewa di dalam gubuk itu. Ina Djara bahkan tidak memiliki tempat tidur. Sehari-hari ia hanya tidur di selembar kasur yang langsung diletakkan di atas lantai tanah.

Kondisi Ina Djara menyentuh hati Wali Kota Kupang, Jefri Riwu Kore dan istrinya, Hilda Riwu Kore Manafe. Di sela-sela tugas padat sebagai ketua gugus tugas percepatan penanganan covid-19 Kota Kupang, ia menyempatkan diri untuk mengunjungi rumah yang tidak layak huni itu, Selasa (19/5/2020).

Dalam kunjungannya, wali kota berjanji akan berkoordinasi dengan dinas PUPR Kota Kupang untuk segera memperbaiki rumah Ina Djara.

"Saya akan segera koordinasikan dan jika memungkinkan Pemkot akan bantu melalui bedah rumah," ujarnya.

Menanggapi perhatian wali kota, Ina Djara meneteskan air mata. Ia berterima kasih atas perhatian wali kota dan istri. "Terima kasih banyak kepada Bapak Wali Kota yang bersedia datang ke gubuk saya," ungkapnya singkat.

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya