Laris Manis Tanjung Kimpul, Rambut Habis Uang Kumpul

Ramadan telah di ujung bulan, lebaran di depan mata, salah satu yang paling banyak meraup rupiah di akhir bulan suci ini ialah tukang pangkas, meski di tengah pandemi, simak beritanya:

oleh Rino Abonita diperbarui 23 Mei 2020, 06:20 WIB
Diterbitkan 22 Mei 2020, 09:00 WIB
Toko barber di bilangan Peunayong, Kota Madya Banda Aceh (Liputan6.com/Rino Abonita)
Toko barber di bilangan Peunayong, Kota Madya Banda Aceh (Liputan6.com/Rino Abonita)

Liputan6.com, Aceh - Ramadan telah di ujung bulan, lebaran di depan mata. Salah satu yang paling banyak meraup rupiah di akhir bulan suci ini ialah tukang pangkas atau tukang cukur.

Liputan6.com berkunjung ke kawasan Gampong Peunayong, tepatnya jalan Twk Daud Syah, Kota Madya Banda Aceh, Kamis (21/5/2020). Di situ, terdapat sebuah bilangan di mana toko-toko kecil yang melayani jasa potong rambut khusus pria berjejer memanjang hampir 100 meter.

Siang itu, takada satu pun kursi yang kosong. Semua toko terisi oleh pelanggan yang ingin memoles tampilan rambutnya agar terlihat bergaya di hari raya ini.

Beberapa pelanggan terpaksa duduk di luar demi mendapat giliran meski harus rela menunggu hingga puluhan menit. Sementara itu, tangan para tukang cukur terlihat sibuk dan cekatan memotong rambut pelanggan inci demi inci.

"Alhamdulillah, dari beberapa hari belakang, memang ramai, bisa sejutaan lebihlah, sehari. Kita variasi, pria dewasa kita bedakan. Pasaran sekarang Rp20.000 lah per kepala, namun, tergantung kesulitan, plontos bisa Rp50.000," kata seorang tukang cukur.

Simak video pilihan berikut ini:

Pinjam Jasa Teman

Toko barber di bilangan Peunayong, Kota Madya Banda Aceh (Liputan6.com/Rino Abonita)
Toko barber di bilangan Peunayong, Kota Madya Banda Aceh (Liputan6.com/Rino Abonita)

Saking ramainya, tidak sedikit di antara tukang pangkas tersebut yang meminta tolong kepada sejawat —yang punya keahlian memotong rambut— untuk jadi tenaga tambahan.

Hal seperti itu dilakukan untuk mengantisipasi membludaknya pelanggan menjelang hari-hari besar terutama lebaran.

"Ya, rata-rata pakai tenaga ekstra, saya sendiri ajak kawan yang lagi kosong job," kata tukang pangkas tadi di sela-sela pekerjaannnya.

"Tapi, mereka juga, kan, biasanya ada yang kerja malam, di sini cuma ambil duit tambahan saja. Hitung-hitung buat persiapan lebaran, kan?" timpanya.

Kode Khusus

Anak-anak mengantri untuk pangkas rambut (Liputan6.com/Rino Abonita)
Anak-anak mengantri untuk pangkas rambut (Liputan6.com/Rino Abonita)

Berbeda dengan salon modern, barber-barber tradisional di sepanjang kawasan Jalan Twk Daud Syah dapat dikatakan terkesan tidak menawarkan konsep model rambut yang kekinian. Para barber tersebut memang tidak secara khusus mengenal dan mendalami nama model-model rambut tersebut.

Para pelanggan pun hanya memberi kode khusus seperti menyebut nama tokoh pesepak bola, Cristiano Ronaldo, misalnya, untuk gaya rambut mereka, tergantung jenis rambut yang dimiliki.

Adapun potongan rambut pria yang lagi trendi beberapa tahun ini, seperti, undercut, yang sederhana, simpel, dan praktis, brusher on top, yang mirip potongan spike namun berbeda pada tingkat ketipisan rambut samping dan belakang.

"Ya, saya antre, ini, saya tidak tahu juga namanya apa, tapi, saya bilang sisir samping saja. Ini Rp30.000 lebih saya keluarkan," kata seorang pemuda yang baru saja keluar dari salah satu barber.

Tidak Takut Corona

Seorang barber tengah memangkas rambut pelanggannya (Liputan6.com/Rino Abonita)
Seorang barber tengah memangkas rambut pelanggannya (Liputan6.com/Rino Abonita)

Salah satu pemandangan unik di toko-toko barber tersebut, yakni, terdapat beberapa tukang pangkasnya yang tidak mengenakan masker. Ini tentu saja menarik, di samping riskan, karena jauh sebelum masa pagebluk Coroan Covid-19, ada toko barber yang tukang pangkasnya mengenakan masker agar tidak menghirup potongan rambut yang beterbangan.

Semenjak media tidak lagi menyorot angka penderita positif dan negatif dari virus tersebut, sedikit banyak pola perilaku masyarakat di Aceh jauh lebih cair. Akses-akses publik seperti pasar dan swalayan terlihat beraktivitas sebagaimana biasanya.

Kewaspadaan hanya terlihat dari meningkatnya penggunaan masker saja, atau ditempatkannya alat-alat kebersihan seperti hand sanitizer yang beberapa di antara ditemukan dalam kondisi kosong belaka.

Untuk diketahui, berdasarkan data yang dirilis oleh RSUD Dzainoel Abidin, Banda Aceh, tiga hari lalu, jumlah penderita yang positif terinfeksi virus berjumlah 18 orang, PPD 99 orang, ODP 1992 orang. Sementara itu, yang dinyatakan sembuh sebanyak 18 orang, dirawat 02 orang, sementara yang tercatat meninggal hanya 1 orang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya