Pemkot Tarakan Bagikan Sembako untuk Mahasiswa dan Pelajar yang Tak Bisa Mudik

Sebanyak 500 pelajar dan mahasiswa mendapat bantuan paket sembako dari Pemerintah Kota Tarakan karena tak bisa mudik selama penerapan PSBB.

oleh Siti Hadiani diperbarui 09 Jun 2020, 04:38 WIB
Diterbitkan 22 Mei 2020, 03:15 WIB
Mudik
ilustrasi mudik | pexels.com/@nubikini

Liputan6.com, Tarakan - Tercatat ada sekira 500 mahasiswa dan pelajar terdampak Covid-19 di Kota Tarakan, Kalimantan Utara. Akibat penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), mereka tidak bisa mudik.

Sebagian besar merupakan mahasiswa di Universitas Borneo Tarakan (UBT) dan pelajar di Yayasan Don Bosco. Pemerintah Kota Tarakan memberikan bantuan paket sembako untuk menghadapi lebaran. Bantuan juga diberikan untuk dosen dan guru.

Wali Kota Tarakan dr Khairul secara simbolis menyerahkan bantuan sembako kepada perwakilan mahasiswa maupun guru di halaman Stadion Datu Adil.

"Dari rektor UBT bersurat ke pemkot, demikian juga Yayasan Don Bosco karena mahasiswa dan siswanya banyak yang tidak bisa pulang ke kampung mereka karena PSBB. Jadi diusulkan untuk menerima bantuan itu," ujar Khairul, Kamis (21/5/2020).

Sejak PSBB mulai diberlakukan, transportasi laut nyaris tidak ada. Jika ada, terpaksa menggunakan jalur tikus dan rawan kecelakaan.

Begitu pula transportasi udara sehingga mahasiswa yang dari luar Tarakan, kesulitan untuk pulang ke kampung halamannya.

"Jadi kita berikan bantuan sembako hanya satu kali ini. Selama PSBB saja, satu orang diberikan 15 kg semoga bisa memenuhi kebutuhan mereka mungkin untuk digunakan sampai dua bulan bisa," katanya.

Sebelum diberikan bantuan, calon penerima terlebih dulu diverifikasi untuk mengetahui benar tidaknya tertahan dan bukan warga Tarakan. Setelah dilakukan pengecekan, kemudian diserahkan bantuan.

Saat ini baru dari UBT dan Yayasan Don Bosco yang mengajukan bantuan sembako. Ketika nanti sudah PSBB dicabut, mahasiswa yang ingin pulang ke kampungnya sudah diizinkan.

"Konsepnya memang penerimanya adalah mahasiswa yang memiliki kartu identitas luar kota namun kuliahnya di Tarakan, sedangkan untuk mahasiswa kita yang diluar Tarakan ada sekitar 70 orang mau kembali tapi tidak bisa. Itu akan kita berikan uang," ungkapnya.

Adapun besaran uang yang diberikan sebanyak Rp200 ribu dan hanya sekali. Namun nantinya jika ternyata ada perpanjangan PSBB, bantuan akan diberikan lagi.

Simak juga video pilihan berikut

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya