Hantu Gelombang Tinggi Laut Kidul di Pesisir Selatan Jawa

Gelombang tinggi menghantui nelayan di pesisir Jawa, mulai dari Yogyakarta hingga Sukabumi, Jawa Barat

oleh Rudal Afgani Dirgantara diperbarui 27 Mei 2020, 18:00 WIB
Diterbitkan 27 Mei 2020, 18:00 WIB
Kapal Long Line penangkap Tuna tenggelam dan terdampar di perairan Cilacap akibat dihantam gelombang tinggi. (Foto: Liputan6.com/Istimewa/Muhamad Ridlo)
Kapal Long Line penangkap Tuna tenggelam dan terdampar di perairan Cilacap akibat dihantam gelombang tinggi. (Foto: Liputan6.com/Istimewa/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Cilacap - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Cilacap merilis peringatan dini gelombang tinggi di perairan Jawa Tengah bagian selatan. Peringatan ini berlaku untuk tangggal 26 Mei hingga 28 Mei 2020.

Dari prakiraan BMKG, terdapat pola sirkulasi di Samudra Hindia barat Sumatera. Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bertiup dari timur laut ke tenggara dengan kecepatan tiga knot hingga 15 knot.

Sedangkan di wilayah selatan angin bertiup dari timur ke tenggara dengan kecepatan tiga knot hingga 20 knot. Kecepatan angin tinggi satu di antaranya terpantau di Samudra Hindia selatan Jawa.

“Kondisi ini mengakibatkan peningkatan gelombang tinggi di sekitar wilayah tersebut,” kata prakirawan BMKG, Rendi Krisnawan melalui rilis yang diterima Liputan6.com.

Gelombang laut diperkirakan mencapai ketinggian empat meter hingga enam meter. Gelombang tinggi yang tergolong sangat berbahaya ini berpotensi terjadi di perairan Sukabumi hingga Pangandaran di Jawa Barat. Di Jawa Tengah mulai dari perairan Cilacap, Kebumen, Purworejo, hingga ke Yogyakarta.

Dari prakiraan gelombang tinggi ini, BMKG Cilacap memperingatkan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran, baik perahu nelayan, kapal tongkang, kapal feri, hingga kapal besar seperti kapal kargo dan kapal pesiar.

Bagi perahu nelayan, risiko tinggi terjadi jika kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang lebih dari 1,25 meter.

Prakiraan cuaca wilayah pelayaran tanggal 28 Mei pukul 19.00 WIB hingga 29 Mei pukul 19.00 WIB menunjukkan di perairan Cilacap angin bertiup dari arah tenggara ke barat daya dengan kecepatan dua hingga 15 knot. Kecepatan angin ini mampu memicu gelombang setinggi empat hingga enam meter.

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Imbas Gelombang Tinggi untuk Nelayan Cilacap

Pesisir Selatan Cilacap terdampak gelombang tinggi pada 2018. (Foto: Liputan6.com/BPBD Cilacap/Muhamad Ridlo)
Pesisir Selatan Cilacap terdampak gelombang tinggi pada 2018. (Foto: Liputan6.com/BPBD Cilacap/Muhamad Ridlo)

BMKG mencatat, gelombang maksimum dapat mencapai dua kali tinggi gelombang hasil prakiraan tersebut.BMKG juga memperingatkan banjir ROB di beberapa wilayah pantai selatan Jawa, terutama saat terjadi air pasang maksimum.

“Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir agar tetap waspada,” katanya.

Sesuai prakiraan BMKG tanggal 27 Mei, gelombang pasang di Cilacap akan mencapai puncaknya pukul 11.00 WIB dengan ketinggian dua meter. Sementara pada tanggal 28 Mei pasang di pantai Cilacap diperkirakan mencapai puncaknya pukul 11.00 hingga 12.00 WIB dengan ketinggian 1,9 meter.

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HSNI) Cilacap, Sarjono mengimbau agar nelayan tidak melaut untuk sementara. Ia memprediksi cuca kembali normal hari Senin pekan depan.

Ia mengatakan, imbas gelombang pasang dan dorongan arus laut membuat tanggul di Tegalkamulyan jebol. Akibatnya permukiman warga di Tegakamulyan terendam air pasang.“Sudah diperbaiki dengan tanggul darurat, tapi tidak tahu untuk hari ini jebol lagi apa ndak,” kata dia.

Air pasang juga membuat permukaan muara sungai naik. Air pasang yang mencapai 2,1 meter hingga 2,2 meter bahkan merendam ratusan permukiman warga lainnya.

Gelombang pasang juga membuat armada nelayan yang bersandar di pesisir terangkat. Mereka kemudian ramai-ramai menarik perahu ke darat agar tidak terseret arus.

“Bagusnya memang dibikin kanal-kanal, kayak yang dikerjakan di Kaliyasa kemarin dibikin saling kait mengkait bagus sekali,” kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya