Jalan Panjang Pemulihan UMKM Sigi Usai 'Digebuk' 2 Bencana Dahsyat

Nasib ribuan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Sigi terus tertekan digebuk dua bencana besar. Belum juga pulih pascagempa tahun 2018 lalu, kini harus berhadapan dengan pandemi Covid-19.

oleh Heri Susanto diperbarui 09 Jun 2020, 04:52 WIB
Diterbitkan 29 Mei 2020, 12:00 WIB
Seorang pelaku usaha rumahan pembuatan makanan tradisional di Sigi
Seorang pelaku usaha rumahan pembuatan makanan tradisional di Sigi yang juga penyintas gempa dan likuefaksi saat membuat makanan jualannya di Huntaranya. (Foto: Liputan6.com/ Heri Susanto).

Liputan6.com, Palu - Nasib ribuan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Sigi terus tertekan digebuk dua bencana besar. Belum juga pulih pascagempa tahun 2018 lalu, kini harus berhadapan dengan pandemi Covid-19. Meski begitu Pemkab Sigi terus mengupayakan pemulihan.

Pandemi Covid-19 yang masih terjadi makin menggebuk sektor ekonomi di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Khususnya sektor UMKM. Kondisi itu makin menyulitkan pelaku UMKM di daerah yang terletak di selatan dari Kota Palu tersebut bangkit usai bencana gempa dan likuefaksi pada September 2018 lalu.

Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Sigi mencatat, akibat pandemi global virus tersebut hingga Mei 2020 sebanyak 174 UMKM di Sigi terdampak. Dari jumlah itu, sebanyak 80 UMKM tidak lagi beroperasi.

Jumlah tersebut belum termasuk data pelaku usaha terdampak bencana gempa September 2018 lalu yang mencapai 3.006 UMKM yang hingga Mei tahun 2020 baru 615 usaha yang mendapat stimulan pemulihan ekonomi.

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Sigi, Samuel Yansen Pongi, mengungkapkan pendataan yang dilakukan terhadap pelaku usaha yang terdampak Covid-19 terus dilakukan sambil mengintervensi dengan strategi penyesuaian kondisi yang terjadi.

"Kami terus melihat potensi yang bisa dikembangkan. Misalnya, pelaku UMKM yang bertahan seperti jasa menjahit, didorong untuk membuat APD untuk memenuhi Kebutuhan di Sigi," Samuel menjelaskan.

Kata Samuel, pembuatan APD oleh pelaku usaha lokal menjadi fokus pemulihan lantaran kebutuhan yang besar terhadap perlengkapan kesehatan itu saat ini di Sigi, baik untuk penanganan Covid-19 maupun masyarakat umum. Harapannya, refocusing anggaran penanganan Covid-19 oleh Pemkab Sigi bisa terserap untuk pemulihan ekonomi lokal.

"Refocusing anggaran Sigi diupayakan juga dihabiskan di Sigi untuk pelaku UMKM, utamanya pembuatan APD, termasuk pembuatan bilik-bilik disinfektan dan APD," kata dia.

Di samping itu, upaya membantu pemasaran bagi produk jenis usaha yang punya potensi peminat dari luar daerah dilakukan secara online agar mudah diakses dan dipromosikan.

Berdasarkan data Dinas ketenagakerjaan dan Transmigrasi Sulteng, hingga akhir April tahun 2020, tercatat jumlah pekerja sektor UMKM yang dirumahkan sebagai dampak Covid-19 sebanyak 902 pekerja. Jumlah itu bisa terus bertambah jika situasi pandemi virus itu tidak membaik.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya