Temuan Pedang Taplek Ungkap Jejak Kerajaan Era Hindu-Buddha di Blora

Benda kuno berupa pedang taplek itu ditemukan di dekat tulang belulang manusia, di kuburan kuno, Blora

oleh Ahmad Adirin diperbarui 15 Jun 2020, 03:00 WIB
Diterbitkan 15 Jun 2020, 03:00 WIB
Pedang taplek yang ditemukan di kuburan kuno mengungkap jejak kerajaan era Hindu-Buddha di Blora. (Foto: Liputan6.com/Ahmad Adirin)
Pedang taplek yang ditemukan di kuburan kuno mengungkap jejak kerajaan era Hindu-Buddha di Blora. (Foto: Liputan6.com/Ahmad Adirin)

Liputan6.com, Blora - Benda kuno itu kondisinya sudah berkarat dan tidak lagi utuh. Namun dari ciri bentuknya masih menyerupai peralatan yang digunakan sebagai senjata pada masa lampau. Masyarakat Blora, Jawa Tengah menyebutnya dengan pedang taplek.

Pedang taplek banyak ditemukan oleh warga di kuburan kuno area hutan jati yang masuk kawasan Kecamatan Kradenan, Kecamatan Randublatung, dan Kecamatan Jati.

"Dapatnya itu dekat tulang belulang manusia di kubur kuno," kata Bambang Suprianto (38), seorang pemburu benda purbakala, kepada Liputan6.com, Minggu (14/6/2020).

Menurutnya, berburu mencari benda peninggalan kuno tersebut, yang didapatkan rata-rata satu hingga tujuh meteran dari dasar kedalaman tanah.

Untuk mendapatkannya, kata dia, menggunakan peralatan sederhana berupa cangkul, gancu, linggis dan besi buatan (codos) dengan panjang menyesuaikan kebutuhan.

"Codos fungsi untuk menusuk kedalaman tanah kubur kuno. Jika pas menusuk terasa menyenggol sesuatu, baru peralatan lain digunakan untuk menggali," jelas warga asal Desa Sumber, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora itu.

Saat berburu benda kuno, jika beruntung pemburu akan mendapatkan anting, cincin, gelang, hingga pernak-pernik (gerenjeng) perhiasan.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Metal Detektor untuk Temukan Benda Kuno

Warga Blora, para pemburu benda kuno di kuburan kuno. (Foto: Liputan6.com/Ahmad Adirin)
Warga Blora, para pemburu benda kuno di kuburan kuno. (Foto: Liputan6.com/Ahmad Adirin)

Dia mengaku, biasanya berangkat sendiri ketika melakukan penjelajahan dan kadang pula bersama rombongan dengan jumlah enam orang hingga sembilan orang.

"Sering kita jelajah, tapi nggak sesering seperti dulu," katanya.

Bambang mengungkapkan, akhir-akhir ini para pemburu benda kuno peninggalan era Hindu-Buddha tersebut tidak lagi menggunakan alat codos. Dia bilang, mulai muncul alat metal detector.

"Sudah ada 60 an unit metal detector yang mereka katanya beli lewat online shop dari mulai harga 4 jutaan sampai belasan juta," katanya.

"Gunanya alat metal detector agar pencarian logam menjadi lebih ringan," kata Bambang lagi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya