Baru Setahun Dibangun, Jalan Rp18 Miliar di Kepulauan Meranti Rusak Parah

Baru setahun dibangun, jalan pelabuhan di Peranggas-Sungai Kayu Ara, Kabupaten Kepulauan Meranti, rusak parah dan susah dilewati masyarakat.

oleh M Syukur diperbarui 15 Jul 2020, 20:00 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2020, 20:00 WIB
Kondisi salah satu jalan di Riau yang hancur lebur dan sulit dilalui.
Kondisi salah satu jalan di Riau yang hancur lebur dan sulit dilalui. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Baru setahun dibangun, jalan pelabuhan di Peranggas-Sungai Kayu Ara, Kabupaten Kepulauan Meranti rusak parah. Infrastruktur yang seharusnya mudah dilewati itu malah sulit dilalui pengendara.

Proyek jalan menelan anggaran Rp18 miliar itu kini tengah diusut Pidana Khusus Kejati Riau. Sejumlah pejabat dan perusahaan yang mengerjakan proyek itu diminta keterangan oleh penyidik.

Untuk mengecek kondisi jalan, Kejati Riau sudah meminta tim ahli konstruksi ke lokasi. Hal ini untuk mengetahui apakah pengerjaan jalan itu sesuai spesifikasi atau tidak.

Asisten Pidana Khusus Kejati Riau Hilman Azazi SH menyebut, ahli konstruksi berasal dari Sumatra Utara. Saat ini, dia masih menunggu laporan dari ahli dan tim penyelidik yang ke lokasi.

"Masih menunggu, nanti dari situ bisa diketahui apakah ada permainan (dugaan) atau tidak," ucap Hilman di Pekanbaru.

Hilman belum mau berbicara banyak terkait pengusutan korupsi proyek jalan ini. Dia beralasan penyelidik masih fokus mengumpulkan keterangan dan pengumpulan data.

"Tim masih bekerja, belum bisa dijelaskan lebih jauh," tegas Hilman.

Informasi dirangkum, proyek ini bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Penugasan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Kepulauan Meranti tahun anggaran 2018.

Proyek ini dikerjakan oleh PT ADS dengan pagu anggaran Rp18.678.798.388. Jalan ini bertujuan menghubungkan empat desa di dua kecamatan Kabupaten Kepulauan Meranti.

Masyarakat lalu melaporkan adanya dugaan korupsi ke Kejati Riau. Salah satu alasannya, jalan sudah hancur setelah setahun dipakai masyarakat.

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya