Tarik Ulur Pembukaan Portal Jalan ke Tambang Pasir Putih Banjarnegara

Warga menolak membuka portal sebagaimana keinginan pengusaha tambang pasir putih

oleh Rudal Afgani Dirgantara diperbarui 19 Jul 2020, 14:00 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2020, 14:00 WIB
Warga Mantrianom, Banjarnegara memasang barikade dan menolak pembukaan portal jalan ke tambang pasir putih. (Foto: Liputan6.com/Humas Pemkab Banjarnegara)
Warga Mantrianom, Banjarnegara memasang barikade dan menolak pembukaan portal jalan ke tambang pasir putih. (Foto: Liputan6.com/Humas Pemkab Banjarnegara)

Liputan6.com, Banjarnegara - Sekelompok warga Desa Mantrianom, Kecamatan Bawang, Banjarnegara ramai-ramai memasang portal penghalang jalan. Baik yang muda maupun yang tua kompak mengangkut ban bekas, batang kayu, batu, dan pasir untuk menutup Jembatan Banagara di atas Kali Blimbing.

Bahkan ada warga yang menebang pohon kelapa dan memasang batangnya yang panjang melintang jalan. Warga memblokade jembatan karena lalu lalang truk besar pengangkut material tambang galian C memicu polusi udara dan dikhawatirkan merusak jembatan.

Selama ini warga terganggu debu dari material yang diangkut truk tambang. Warga menghirup udara berdebu.

"Kami warga ingin hidup sehat. Sudah ada warga kami yang sakit karena menghirup udara yang tidak sehat akibat polusi," kata Agus, seorang warga yang ikut menggotong batang pohon kelapa.

Ia dan warga menolak membuka portal sebagaimana keinginan pengusaha tambang pasir putih. Warga bahkan siap berdemonstrasi jika sampai portal dibuka.

"Masyarakat, pemerintah desa dan kalangan ulama semua kompak tolak pembukaan portal. Esok lusa jika diperlukan, kami siap demo tolak pembukaan portal," ujar dia, dikutip dari keterangan tertulis Humas Pemkab Banjarnegara, Minggu (19/7/2020).

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Beda Respons Pemdes dan Pengusaha Tambang Pasir

Warga Mantrianom, Banjarnegara memasang barikade dan menolak pembukaan portal jalan ke tambang pasir putih. (Foto: Liputan6.com/Humas Pemkab Banjarnegara)
Warga Mantrianom, Banjarnegara memasang barikade dan menolak pembukaan portal jalan ke tambang pasir putih. (Foto: Liputan6.com/Humas Pemkab Banjarnegara)

Pemerintah desa mendukung warga menutup jembatan. Ia tidak setuju dengan pembukaan portal karena jalan akan cepat rusak dan mengganggu ketentraman warga.

"Dengan banyaknya tronton yang masuk, jalan akan cepat rusak. Jadi sebaiknya portal jangan dibuka," kata Kades Mantrianom, Kuswoyo.

Atas tindakan warga ini, pengusaha tambang tak tinggal diam. Mereka mengerahkan massa pekerja tambang untuk berunjuk rasa di Kantor DPRD Banjarnegara.

Massa yang terdiri atas ratusan orang menyerukan penolakan kebijakan Bupati Banjarnegara yang masih memasang portal di jembatan Banagara Kaliblimbing Mantrianom Kecamatan Bawang.

Jembatan ini mengubungkan truk ke lokasi penambangan pasir putih. Massa dari pengusaha tambang pasir putih dan sopir truk mendesak bupati membuka portal.

Tanggapan Bupati Banjarnegara

Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono ketika menjelaskan soal unggahan foto slip gaji bupati yang viral di jagad maya. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo).
Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono ketika menjelaskan soal unggahan foto slip gaji bupati yang viral di jagad maya. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo).

Mereka berpendapat jembatan sudah jadi dan kuat, jalan pun sudah halus.

"Penutupan portal tidak bijaksana, karena mematikan ekonomi pengusaha tambang," kata Iwan Manembah, pengusaha yang ikut aksi unjuk rasa.

Menanggapi tuntutan pengusaha tambang, Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono menegaskan akan tetap menutup portal di Mantrianom-Masaran untuk tronton dan kendaraan besar.

Portal itu mencegah kendaraan roda 10 atau lebih melintas di jalan kabupaten.

"Ini untuk melindungi jalan kabupaten dari kendaraan ODOL (over dimensi dan overload). Jadi colt diesel bak terbuka, dump truk tetap bisa masuk. Sehingga jalan awet dan pengusaha tetap bisa menjalankan usahanya dengan ketentuan yang berlaku," kata Budhi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya