Berdialog Sore Hari dengan Secangkir Kopi di Embung Senja Sleman

Nama Embung Senja kini tengah menjadi perhatian masyarakat karena menjadi pilihan wisata di Sleman baru-baru ini. Dua bulan terakhir kunjungan embung Senja mencapai belasan ribu pengunjung.

oleh Yanuar H diperbarui 19 Agu 2020, 17:00 WIB
Diterbitkan 19 Agu 2020, 17:00 WIB
Posko Gugus Tuga Covid-19 di Solo
Petugas kesehatan sedang memeriksa kesehatan penghuni karantina di Graha Wisata Mandiri yang menjadi Posko Covid-19 di Solo.(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Liputan6.com, Yogyakarta - Embung Senja yang ada di desa Tirtoadi, Tirtoadi, Mlati, Sleman menjadi pilot project sosialisasi pelatihan, pendampingan standar operasional adaptasi baru destinasi wisata di DIY. Wahyu Wijaya Direktur BUMDES Tirtomas, Tirtoadi, Mlati, Sleman mengatakan Embung Senja menjadi destinasi wisata yang pertama untuk program adaptasi baru destinasi wisata DIY.

"Pertama di sini kemudian nanti Pule Payung, Kulonprogo lalu objek wisata Ngingrong Gunungkidul," katanya Senin (17/08/2020).

Wahyu mengatakan sebelumnya ada pelatihan program adaptasi baru di wisata yang terdiri dari 22 peserta Pokdarwis Embung Senja selama seminggu. Sebab, selama dua bulan terakhir Embung Senja menjadi tujuan wisatawan dan masyarakat sehingga membuat jumlah pengunjung mencapai 18.500 orang.

"Itu di luar sepeda kalau sama sepeda tidak tercatat lagi. Maka, karena akumulasi (jumlah pengunjung) ini kita dipercaya jadi pilot project," katanya.

Standar operasional kesehatan Covid-19 yang diterapkan Embung Senja menurut Wahyu dimulai sejak pengunjung datang. Pengunjung akan diminta cuci tangan dan dicek suhu dan diperiksa penggunaan masker.

"Masuk parkir, cuci tangan, dicek thermogun kalau suhu diatas 37,3harus masuk tenda karantina, mengisi buku tamu untuk mendeteksi dari mana saja," katanya.

Wahyu mengatakan dari beberapa standar kesehatan yang ditetapkan memang ada beberapa pengunjung yang tidak menggunakan masker. Pihak pengelola pun sudah menyiapkan masker bagi pengunjung tersebut.

"Di Embung Senja Sleman kita SOP Kesehatan Covid-19 ini agar pariwisata kita segera bangkit dengan protokol Covid-19," katanya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak video pilihan berikut ini:


Bagi-Bagi 500 Cangkir Kopi

Wahyu mengatakan pada acara penutupan pelatihan Standar Operasional Adaptasi Baru Covid-19 ini pihaknya menggelar deklamasi komitmen protokol kesehatan Covid-19. Selain itu, untuk memeriahkan acara, pihaknya juga menggelar Festival Kopi Embung Senja di lokasi. 

"Tentu semuanya sesuai standar protokol kesehatan Covid-19, kita menerapkan protokol agar pengunjung merasa dilindungi," katanya.

Festival Kopi Embung Senja ini menurut Wahyu untuk menyesuaikan pasar. Sehingga pada hari ini 500 cup kopi dibagi secara gratis kepada pengunjung.

"Kita sudah dites selama seminggu, maka kita terapkan," katanya. 

Wahyu menjelaskan lahan Embung Senja seluas 5 Ha ini dinilai pas untuk mengenalkan kopi kepada masyarakat. Terlebih kopi asal Sleman hanya kopi Merapi.

"Kopi Senja ini dari berbagai daerah seperti Pati, Malang, Banyuwangi. Kita bagikan gratis," katanya.

Wahyu menambahkan saat ini untuk masuk ke Embung Senja tidak dipungut karcis. Pengunjung hanya membayar parkir kendaraan saja. 

"Kita ada mini zoo, taman, dan embung. Masuk gratis hanya bayar parkir motor Rp5.000 dan mobil Rp10.000," katanya.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya