SMK Negeri di Blora Tahan Ijazah Alumni Karena Tunggakan, Ini Klarifikasi Kepsek

penahanan Ijazah tidak hanya terjadi di satu sekolah. Sebelumnya dia juga menyelesaikan hal serupa di sekolah lain di Blora.

oleh Ahmad Adirin diperbarui 27 Agu 2020, 05:30 WIB
Diterbitkan 27 Agu 2020, 05:30 WIB
Alumni SMK Negeri 1 Cepu, Blora, mendatangi sekolah lantaran ijazahnya ditahan. (Foto: Liputan6.com/Ahmad Adirin)
Alumni SMK Negeri 1 Cepu, Blora, mendatangi sekolah lantaran ijazahnya ditahan. (Foto: Liputan6.com/Ahmad Adirin)

Liputan6.com, Blora - Sejumlah mantan siswa SMK Negeri 1 Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah mengeluhkan penahanan Ijazah. Ijazah mereka ditahan lantaran belum melunasi tunggakan pembayaran kenang-kenangan.

Didampingi Dewan Pendidikan Kabupaten Blora, mereka mempertanyakan nasib Ijazahnya. Setidaknya ada sembilan orang lulusan 2018/2019 mendatangi sekolah tersebut. 

Para alumni tersebut sebelumnya telah mendatangi sekolah untuk mengambil ijazah, namun ditolak karena masih ada tunggakan. Mereka lantas menyampaikan penahanan ijazah ini kepada anggota Dewan Pendidikan Blora, Singgih Hartono.

Untuk klarifikasi dan mediasi dengan pihak sekolah, Singgih lantas mendatangi SMK Negeri 1 Cepu dan membawa serta sejumlah siswa yang menyampaikan keluhan, Rabu (26/8/2020).

Dalam kesempatan itu, Singgih mengaku kedatangannya di sekolah itu karena diminta oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Usai Mediasi, ijazah yang ditahan itu akhirnya diberikan.

"Saya ke sini karena diminta Pak Ganjar secara langsung," ujar Singgih.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Penjelasan Kepala SMK

Almuni SMK Negeri 1 Cepu Blora, menerima ijazah yang sebelumnya ditahan sekolah. (Foto: Liputan6.com/Ahmad Adirin)
Almuni SMK Negeri 1 Cepu Blora, menerima ijazah yang sebelumnya ditahan sekolah. (Foto: Liputan6.com/Ahmad Adirin)

Menurutnya, penahanan Ijazah tidak hanya terjadi di satu sekolah. Sebelumnya dia juga menyelesaikan hal serupa di sekolah lain di Blora.

"Intinya di sini, ada misskomunikasi antara kepala sekolah, staf dan siswa," ujarnya.

Kepala SMK Negeri 1 Cepu, Saedan, membantah adanya penahanan ijazah. Dia bilang, staff hanya melaksanakan tugas.

"Ini adalah kebijakan kepala sekolah yang lama," kata Saedan.

Dia juga mengatakan jika orangtua siswa datang ke sekolah malah akan lebih baik. Orangtua siswa cukup mengatakan jika tak punya biaya.

"Ngomong kalau saya tidak punya uang untuk membayar, selesai," ujarnya.

Saedan menegaskan, Selama menjabat kepala sekolah, dia tidak pernah mempersulit dan tidak pernah ada penahanan ijazah.

"Mungkin saja mereka sudah bekerja, sehingga belum sempat mengambil ijazah kesini. Sebab, selama ini sebelum ijazah keluar, mereka sudah mendapatkan pekerjaan," dia mengungkapkan.

 

Ijazah untuk Cari Kerja

Alumni SMK Negeri 1 Cepu, Blora, mendatangi sekolah lantaran ijazahnya ditahan. (Foto: Liputan6.com/Ahmad Adirin)
Alumni SMK Negeri 1 Cepu, Blora, mendatangi sekolah lantaran ijazahnya ditahan. (Foto: Liputan6.com/Ahmad Adirin)

Saat ditanya apakah masih ada berapa ijazah yang tertahan, Saedan enggan berkomentar lebih banyak. Namun, dia mengaku senang dengan kedatangan Dewan Pendidikan Kabupaten Blora. Dengan begitu persoalan bisa diselesaikan.

Salah satu lulusan SMK Negeri 1 Cepu yang turut mengambil ijazah, Aulia Aini Fatmawati (19), mengaku belum bisa mengambil ijazah lantaran masih punya tunggakan. Karenanya, ia datang bersama rekan lainnya didampingi Dewan Pendidikan Blora.

Saat menerima ijazahnya, dia merasa senang karena diberikan secara gratis.

"Terima kasih kepada sekolah, telah memberi kemudahan kepada kami. Ijazahnya nanti untuk mencari kerja selanjutnya di Semarang," kata Aulia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya