Liputan6.com, Palembang - Penganiayaan ketua masjid di Kabupaten Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan (Sumsel), berakhir memilukan.
Muhammad Arif (61) yang menjadi pengurus Masjid Nurul Iman meninggal dunia, usai dianiaya menggunakan senjata tajam (sajam) oleh pelaku berinisial ME (sebelumnya ditulis MA).
Advertisement
Baca Juga
Kapolres OKI AKBP Alamsyah Palupesy mengungkapkan, pelaku mengakui jika dia menyimpan dendam dengan korban. Padahal hubungan korban dan pelaku awalnya baik-baik saja, karena sama-sama menjadi pengurus masjid.
Dia juga mengatakan, jika korban bukan merupakan Ketua Masjid Nurul Iman, namun menjabat sebagai Ketua Dewan Kemakmuran Masjid Nurul Iman Kabupaten Ogan Komering Ilir Sumsel.
“Korban dan pelaku sudah kenal lama. Bahkan di setiap ada kegiatan, korban selalu mengajak pelaku sebagai supirnya. Jadi (hubungan) sudah sangat dekat,” katanya, Rabu (16/9/2020).
Dari hasil interogasi, pelaku dan korban sama-sama memegang kunci kotak amal Masjid Nurul Iman.
Namun sebelum kejadian, korban sempat meminta kunci kotak amal ke pelaku tanpa alasan jelas.
Menurutnya, seusai salat Jumat, kotak amal masjid dibuka. Namun kunci langsung diambil oleh korban. Korban mengambil kunci kotak amal tersebut dan langsung diserahkan ke bendaraha masjid.
“Penganiayaan ini murni karena pelaku tersinggung dengan korban, karena tidak memberikan penjelasan apa pun saat mengambil kunci kotak amal,” ujarnya.
Pelaku juga tidak terima dengan tindakan korban. Karena selama ini, ME sudah lama dipercaya memegang kunci kotak amal masjid di Kabupaten Ogan Komering Ilir tersebut.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini :
Kotak Amal Masjid
Rasa dendam yang mendalam, membuat ME berniat menganiaya korban saat melihat Muhammad Arif mengikuti salat Magrib berjamaah di Masjid Nurul Iman Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Pelaku melihat korban berada di shaf pertama saat melaksanakan rakaat pertama. ME langsung pulang ke rumah dan mengambil parang. Sesampai di masjid, pelaku langsung membacok korban.
"Tidak ada keterangan apakah uang yang ada di kotak amal berkurang atau tidak. Yang jelas pelaku tersinggung saja, tidak ada alasan lain selama diperiksa," ujarnya.
Advertisement