Kota Malang Krisis Ventilator dan Staf Medis Ahli untuk Pasien Covid-19

Rumah sakit menyiasati dengan perawatan bergantian terhadap pasien Covid-19 di Malang dengan kondisi kesehatan yang buruk

oleh Zainul Arifin diperbarui 19 Sep 2020, 14:00 WIB
Diterbitkan 19 Sep 2020, 14:00 WIB
Kota Malang Krisis Ventilator dan Staf Medis Ahli untuk Pasien Covid-19
Tim dokter melakukan pengecekan alat ventilator di ruang ICU RS Pertamina Jaya, Jakarta, Senin (6/4/2020). Secara keseluruhan RSPJ memiliki kapasitas 160 tempat tidur dengan 65 kamar isolasi dengan negative pressure untuk merawat pasien yang positif Corona. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Malang - Pasien Corona Covid-19 di Malang kota dengan kondisi darurat bisa terpaksa dirujuk ke luar daerah. Sebab, kota ini krisis alat bantu pernafasan beserta staf medis ahli atau yang berkompeten menjalankan alat bantu pernapasan tersebut.

Sejauh ini sudah ada lebih dari 10 pasien positif Covid-19 di Malang kota yang harus dirujuk ke luar daerah. Dibawa ke RS Soebandi Jember, RS Iskak Tulungangung, ke Madiun, Mojokerto dan lainnya agar bisa mendapat perawatan maksimal.

"Karena kami memang ada keterbatasan kapasitas. Misalnya staf medis ahli anastesi itu kami kurang," kata juru bicara Satgas Covid-19 Kota Malang, Husnul Muarif, Jumat, 18 September 2020.

Pemerintah Kota Malang melalui RSUD Kota Malang belum berencana pengadaan ventilator tambahan untuk menunjang penanganan pasien Covid-19 di Malang Kota. Sebab pengadaan bisa mubazir lantaran kekurangan tenaga kesehatan dengan kompetensi ventilator.

"Sehari ada tiga kali giliran waktu jaga. Satu waktu jaga itu perlu 6 tenaga. Kami belum bisa memenuhi sumber daya manusianya. Situasi ini terjadi di banyak daerah," urai Husnul.

Direktur RSUD Kota Malang, Umar Usman menegaskan situasi darurat ventilator ini disertai krisis tenaga ahli sehingga kendala itu pula yang menjadi alasan rumah sakitnya tak mengajukan anggaran pengadaan ventilator.

"Ini memang rumit, kami kekurangan tenaga kesehatan berkompeten menggunakan ventilator. Jadi karena itu kami tak mengajukan pengadaan alat bantu itu," ujar Umar Usman.

Data Satgas Covid-19 Kota Malang, rumah sakit rujukan di Kota Malang yang memiliki ventitalor yaitu RS Saiful Anwar ada 7 unit dan RS Lavalette punya 2 unit. Rumah sakit menerapkan strategi khusus untuk penanganan pasien Covid-19 di Malang.

Simak video pilihan berikut ini:

Strategi Rumah Sakit

Kota Malang Krisis Ventilator dan Staf Medis Ahli untuk Pasien Covid-19
RS Saiful Anwar jadi rujukan utama penanganan Corona Covid-19 di Malang. Rumah sakit ini mulai kewalahan alat bantu pasien berupa ventilator (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Strategi penanganannya yakni perawatan pasien darurat secara bergantian. Ventilator untuk pasien darurat dan kondisinya sudah berangsur membaik akan diganti untuk pasien darurat baru. Tapi bisa terpaksa dirujuk ke luar daerah bila alat masih penuh terpakai.

"Tapi juga mengacu pada kondisi pasien. Kalau punya penyakit penyerta atau saat masuk rumah sakit kondisinya sudah darurat ya harus gerak cepat," ujar Husnul Muarif.

Selain itu, ada 4 rumah sakit mengajukan usulan bantuan ventilator ke Pemprov Jawa Timur, yaitu, RSI Unisma mengajukan 2 unit, RSI Aisyah mengajukan 2 unit, RS Lavalette 1 unit, dan RST Soepraoen mengajukan 4 unit.

"Kami tak bisa memastikan berapa nanti yang disetujui oleh Pemprov Jawa Timur," ucap Husnul.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dijadwalkan menyerahkan bantuan ventilator secara simbolis di Malang pada Sabtu, 19 September. Dari informasi awal, akan ada 11 ventilator yang diserahkan.

Sementara itu, jumlah kasus Covid-19 di Kota Malang sampai Jumat, 18 September 2020 ini ada 1.724 pasien terkonfirmasi positif. Dengan 1.191 orang di antaranya sembuh, 165 orang meninggal dunia dan 368 orang masih dirawat. Serta total ada 2.211 orang suspek Covid-19.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya