Liputan6.com, Solo - Pasangan calon wali kota dan wakil wali kota melalui jalur independen atau perseorangan, Bagyo Wahyono-FX Supardjo alias Bajo menjadi penantang pasangan calon wali kota dan wakil wali kota, Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa dalam Pilkada Solo 2020. Siapa sangka pasangan yang sehari-harinya berprofesi sebagai penjahit dan ketua RW itu bakal melawan putra sulung Presiden Jokowi.
Organisasi masyarakat (ormas) Tikus Pithi Hanata Baris merupakang pengusung pasangan independen Bajo dalam Pilkada Solo. Meskipun nama pasangan calon yang diajukan bukan berasal dari tokoh mentereng di Solo, tetapi mereka optimistis bisa menang dalam kontestasi Pikada Solo 2020 yang bakal digelar pada 9 Desember 2020.
Advertisement
Baca Juga
Calon wali kota via jalur independen, Bagyo Wahyono mengaku bukan berasal dari kalangan wong cilik, meski hanya berprofesi sebagai penjahit di Kota Solo. Panggung politik merupakan hal baru baginya. Ia maju sebagai calon wali kota dipasangkan dengan FX Supardjo yang sehari-harinya hanyalah sebagai Ketua RW di Kelurahan Pajang, Laweyan, Solo. Selain itu, sehari-hari calon wakilnya tersebut hanyalah seorang karyawan d sebuah lembaga pelatihan.
"Saya itu hanyalah seorang penjahit. Tapi karena banyak teman dan bergabung dengan Tikus Pithi Hanata Baris, kemudian saya dan Pak Pardjo ditunjuk untuk maju sebagai pasangan calon wali kota dan wakil wali kota pada Mei 2019 lalu," kata dia Solo, Kamis, 24 September 2020.
Simak Video Pilihan Berikut:
Pendekatan Ala Kekeluargaan
Sebagai pasangan calon wali kota dan wakil wali kota yang berasal dari kalangan bawah, Bagyo pun optimistis bisa meraih dukungan dari rakyat atas pencalonannya itu. Bahkan, ia sejak lama telah giat mendekati rakyat dengan cara mendatangi dari rumah ke rumah warga untuk meminta dukungan dan doa restu untuk maju sebagai pasangan calon independen peserta Pilkada Solo.
"Kita door to door ke masyarakat karena kita itu berasal dari rakyat maka kembali ke rakyat. Artinya, kita tetap sowani ke masyarakat yang mendukung kita untuk menyakinkan dan menguatkan bahwa pilihan Bajo tidak salah," ujarnya.
Sementara itu calon wakil wali kota jalur independen, FX Supardjo membenarkan cara pendekatan yang dilakukan pasangan calon Bajo memang memilih jalur ala silaturahmi dari rumah ke rumah. Kegiatan untuk mendekati masyarakat dengan cara seperti itu tidak hanya dilakukan pada saat ini, namun kegoatan telah dilakukannya sejak maju sebagai bakal pasangan calon pada tahun lalu.
"Kita sejak Mei sudah start door to door mendatangi ke keluarga-keluarga maupun perseorangan untuk nyuwun (minta) doa restu. Kita pergerakannya seperti itu, sampai saat ini pun masih kita lakukan," kata Supardjo.
Advertisement
Bukan Calon Boneka
Lantas terkait munculnya anggapan sebagai calon boneka, ia pun dengan tegas menepis tudingan tersebut. Supardjo pun membeberkan bahwa pencalonannya sebagai pasangan calon wali kota dan wakil wali kota bersama dengan Bagyo telah dilakukan jauh hari sebelum muncul nama putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka sebagai salah satu bakal calon wali kota yang pada saat itu mendaftar melalui PDIP.
"Kita mendeklarasikan itu sejak 4 Mei 2019. Artinya saat itu calon dari Solo belum ada, bahkan Pak Purnomo ketika mau dicalonkan saat itu belum ada. Kita sudah lebih awal dan lebih dulu mendeklarasikan dibandingkan partai politik," tegasnya.
Seperti diketahui bedasarkan verifikasi dukungan pasanga Bajo yang dilakukan KPU Solo, jumlah dukungan yang menenuhi syarat mencapai 38.831 dukungan. Jumlah dukungan itu terdiri dari 28.629 dukungan memenuhi syarat pada verifikasi tahap pertama, serta 10.202 dukungan memenuhi syarar dalam verifikasi perbaikan.
"Jumlah itu telah melebihi dari jumlah batas minimal yang dipersyaratkan oleh KPU Solo," kata Supardjo.
Nomor Urut 'Victory'
Calon Wali Kota Solo jalur independen, Bagyo Wahyo mengaku tak kecewa saat memperoleh nomor urut 2 pada pengundian nomor urut peserta Pilkada Solo yang digelar KPU Solo di The Sunan Hotel Solo, Kamis, 24 September 2020. Baginya, nomor urut tersebut cukup spesial lantaran angka 2 menyimbolkan kejayaan.
"Nomor urut 2 itu nomor kejayaan, victory,” kata Bagyo sambil menunjukkan dua jari yang melambangkan huruf 'V' alias victory.
Bagyo pun mengaku optimistis bisa meraih kemenangan pada Pilkada Solo, 9 Desember 2010 mendatang. Padahal, lawan yang dihadapinya bukan sembarang lawan, yakni putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka yang berpasangan dengan politikus PDIP Solo, Teguh Prakosa. Tak hanya itu, rival pasangan calonnya juga diusung partai berkuasa di Solo, PDIP dan mendapat dukungan delapan partai politik. "Harapannya pasti menang dan menang," dia berujar penuh harap.
Advertisement