Ledakan Klaster Covid-19 di Pesantren, Ini Pesan Gus Yasin untuk Santri

Ada klaster baru penularan COVID-19, yakni pondok pesantren di Kebumen dan Banyumas

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Sep 2020, 04:00 WIB
Diterbitkan 27 Sep 2020, 04:00 WIB
Pondok Pesantren Nurul Hidayah, Kebumen dikrantina usai 52 santrinya terpapar Covid-19. (Foto: Liputan6.com/Polres Kebumen)
Pondok Pesantren Nurul Hidayah, Kebumen dikrantina usai 52 santrinya terpapar Covid-19. (Foto: Liputan6.com/Polres Kebumen)

Liputan6.com, Semarang - Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen mengajak pengelola pondok pesantren yang tersebar di 35 kabupaten/kota untuk memperketat penerapan protokol kesehatan guna mengantisipasi meluasnya penyebaran COVID-19.

"Saya mengajak ribuan pesantren di Jateng bersama-sama menyadarkan masyarakat tentang pentingnya jaga jarak, cuci tangan pakai sabun, menghindari kerumunan, dan pakai masker," katanya di Semarang, Jumat, dikutip Antara.

Gus Yasin, sapaan akrab Wagub Jateng, menyebutkan selama masa pandemi COVID-19, tidak sedikit masyarakat yang mengabaikan penerapan protokol kesehatan sehingga angka kematian akibat virus Corona kian meningkat.

Dalam hal ini, kata dia, pemerintah membutuhkan keterlibatan berbagai pihak, terutama para kiai dan masyarakat di lingkungan pesantren, untuk aktif mengajak serta mengajarkan kepada masyarakat tentang pentingnya penerapan kebiasaan baru di tengah pandemi COVID-19.

"Oleh karena itu kami datang ke ponpes-ponpes, harapannya para kiai dan masyarakat pesantren memberikan contoh kepada masyarakat, apalagi mereka adalah panutan masyarakat karena kalau kiai dan pesantren mengajak serta memberikan contoh penerapan protokol kesehatan, saya yakin masyarakat akan 'manut'," ujarnya.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Tata Cara Sowan Kiai di Masa Pandemi Covid-19

Wakil Gubernur Jawa Tengah, Gus Yasin Maimoen.
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Gus Yasin Maimoen. (Liputan6.com/ Ahmad Adirin)

Gus Yasin mengakui jika kampanye pencegahan COVID-19 sudah digencarkan pemerintah di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa, bahkan sampai ke tingkat RT/RW.

"Namun, edukasi mengenai kebiasaan baru akan lebih efektif, mudah diterima dan dilaksanakan oleh masyarakat, jika melibatkan organisasi masyarakat dan tokoh agama," kata putra ulama kharismatik almarhum KH Maimoen Zubair itu.

Dalam kesempatan tersebut, Gus Yasin juga menjelaskan mengenai penerapan adaptasi kebiasaan baru dapat dilakukan para santri, mulai dari lingkungan ponpes.

Di antaranya tidak langsung menemui atau "sowan" pengasuh ponpes, menjalani karantina ketika baru tiba di ponpes, memakai masker, mencuci tangan memakai sabun, serta menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng Yulianto Prabowo menyebut ada klaster baru penularan COVID-19, yakni pondok pesantren di Kebumen dan Banyumas.

"Banyak klaster yang muncul di Jateng, salah satu klaster yang perlu diwaspadai adalah klaster di pondok pesantren. Kami baru menemukan ada klaster ponpes itu di Purwokerto, Banyumas, dan Kebumen," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya