Saat 2 Kelompok Demonstran Beda Perjuangan Bertemu di Balai Kota Malang

Kelompok massa penolak UU Cipta Kerja dan massa anti anarkis bertemu di Balai Kota Malang

oleh Zainul Arifin diperbarui 22 Okt 2020, 02:00 WIB
Diterbitkan 22 Okt 2020, 02:00 WIB
Saat Dua Kelompok Demonstran Beda Isu Bertemu di Balai Kota Malang
Massa Aliansi Malang Melawan menyuarakan penolakan UU Cipta Kerja di Kota Malang pada Selasa, 20 Oktober 2020 (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Liputan6.com, Malang - Dua kelompok berbeda tujuan perjuangan menggelar aksi di Alun–Alun Tugu, Kota Malang. Sempat muncul kekhawatiran akan terjadi benturan antara dua kubu tersebut. Beruntung sampai aksi selesai pada Selasa, 20 Oktober 2020 petang, tak ada kericuhan apa pun.

Seribu lebih massa Aliansi Malang Melawan berunjuk rasa menuntut dicabutnya UU Omnibus Law atau UU Cipta Kerja. Satu kelompok lagi, puluhan orang dari Ormas Malang Bersatu membawa isu menolak anarkisme.

Dua kelompok memulai aksi dari titik berbeda. Aliansi Malang Melawan tiba sekitar pukul 12.00 di Stadion Gajayana menuju perempatan Rajabali, Kayutangan. Mereka berorasi menuntut UU Cipta Kerja dicabut. Sekitar pukul 14.45, massa menuju DPRD Kota Malang.

“Jangan mau dibenturkan rakyat dengan rakyat. Fokus kita adalah menuntut UU Cipta Kerja yang menindas semua sektor dicabut,” kata koordinator aksi, Andi Irfan dalam orasinya.

Sementara itu massa ormas Malang Bersatu sebagian sudah berkumpul sedari pukul 10.00, di Alun–Alun Malang dan sebagian di gedung dewan. Massa menuju depan Balai Kota Malang tak berselang lama setelah massa Aliansi Malang Melawan tiba di Tugu.

“Silakan menyuarakan pendapat, asal jangan berbuat anarkis di kota kami,” kata seorang orator.

Sekitar 3 ribu personel gabungan dari Polri dan TNI sudah berjaga di gedung DPRD dan Balai Kota yang sudah dikelililingi pagar kawat berduri, serta disebar di beberapa titik di kawasan Tugu Malang sampai perempatan Kayutangan.

Saat di depan Balai Kota Malang, sebagian aparat kepolisian menuju tengah. Di antara massa Aliansi Malang Melawan dan massa Malang Bersatu. Diselingi musik dari mobil polisi yang tiba–tiba diputar kencang. Beruntung sampai petang, aksi lancar tanpa kericuhan.

Sekedar diketaui, aksi ormas Malang Bersatu muncul pasca aksi tolak UU Cipta Kerja yang diwarnai kericuhan besar pada Kamis, 8 Oktober 2020 silam. Saat itu, belasan kendaraan rusak, 129 orang ditangkap dan sebagian gedung DPRD Kota Malang rusak.

Simak video pilihan berikut ini:

Pengamanan Polisi

Saat Dua Kelompok Demonstran Beda Isu Bertemu di Balai Kota Malang
Polisi menjaga aksi penolakan UU Cipta Kerja di Malang yang berlangsung damai. Aksi penolakan sebelumnya sempat diwarnai kericuhan (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Kepolisian Resor Kota Malang tak memungkiri ada potensi benturan antara dua kelompok itu. Namun, aparat sudah bersiaga dan punya skema pengamanan agar kedua massa berbeda perjuangan itu tak berakhir dengan bentrok.

Kepala Polres Malang Kota, Komisaris Besar Leonardus Simarmata mengatakan, petugas tak hanya bersiaga di area lokasi demonstrasi massa. Namun turut pula disiagakan di titik – titik keberangkatan massa Aliansi Malang Melawan.

“Sudah kami antisipasi dari titik keberangkatan. Silakan menyuarakan aspirasi, sepanjang sesuai aturan,” ujar Leonardus.

Ia mengakui selain massa aksi penolak UU Cipta Kerja, ada massa ormas yang turut turun ke jalan. Kepolisian menerapkan sekat pengamanan antar dua kubu agar tak ada gesekan di antara mereka.

“Elemen Malang Bersatu itu masyarakat yang ingin menjaga kotanya. Kami persilakan, tapi jangan sampai bertemu langsung karena bisa terjadi benturan,” ujar Leonardus.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya