Liputan6.com, Palembang - Di pagi hari, Wiro akan menjajakan jualannya ke kawasan Sekip Palembang, terutama di pasar tradisional Sekip. Meskipun banyak pedagang pempek Palembang, dia memilih posisi agak jauh dari para penjual pempek, agar bisa mendapatkan pelanggan lainnya.
Lalu di siang hari, Wiro berjualan di seberang Rumah Sakit (RS) Charitas Palembang. Kendati tidak bisa memarkirkan sepeda motornya dalam waktu lama, namun ada saja warga yang membeli dagangannya.
Advertisement
Baca Juga
“Lalu saya pindah ke Jalan POM XI Palembang hingga sore hari. Memang ada juga beberapa pedagang pempek Palembang yang berjualan. Tapi memilih menjaga jarak dengan pedagang lainnya,” ucapnya, saat ditulis Senin (26/10/2020).
Hal itu juga dilakukan ayahnya Wiro, ketika berjualan di kawasan Cilentang hingga ke Perumnas Palembang.
“Ayah saya biasanya jualan di depan perkantoran, tapi tidak terlalu ramai sekarang. Jadi di pagi hari, ayah berjualan di kawasan Pasar Perumnas Palembang, karena pasar di sana cukup luas jadi mudah berjualan meskipun ada pedagang pempek lainnya,” katanya.
Lalu di siang hari, Anto pindah ke depan komplek perkantoran di kawasan Cilentang Palembang hingga sore hari. Strategi Wiro dan ayahnya selama mengubah rute penjualan pempek, cukup menambah pendapatan setiap harinya.
Baik Surahman, Wiro dan Anto, meski pendapatannya sebagai penjual pempek Palembang tergolong pas-pasan sekarang ini, mereka tetap bersyukur bisa mengirikan hasilnya ke keluarga di kampung. Bahkan, Surahman masih bisa pulang kampung pada Idul Fitri lalu. Baginya, itu sudah cukup.